PengertianTanah Longsor - Dalam degradasi atau penurunan kualitas lingkungan hidup, perlu memahami apa sebenarnya pengertian tanah longsor.Iya, salah satu akibat dari penurunan atau degradasi lingkungan hidup yakni terjadinya tanah longsor yang dapat merugikan baik secara fisik atau material maupun biasanya bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Contoh Explanation Text Tentang Tanah Longsor – Bencana tanah longsor sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di daerah pegunungan. Namun, tahukah anda bagaimana tanah longsor dapat terjadi? Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang bagaimana terjadinya tanah longsor dalam sebuah explanation text. Landslide Landslide is a geological process that happen because of the movement of rock mass or soil such as the fall of rocks or clumps of soil which detached from the main section of the mountain or hill. Landslide usually happen in the mountainous areas. Mostly landslides happen because of earthquake that moves the underground plate which caused the element or the subsurface plate displaced, so it is causing fraction and landslide. High rainfall during the rainy season will also caused landslide. Long duration of the rain will occur the water evaporation on the ground surface in large amounts. The evaporation will make pore or soil cavity, then there would be cracks on the ground. When rain falls, the rain will infiltrate the cracks. Then, the water will accumulated at the bottom of the slope and caused lateral movement which occur landslide. Landslide often caused a lot of disadvantages. Landslide can make people lose their house, lands, and properties because buried by the landslide. The worst is the loss of life because they can’t run from the landslide. So, to prevent landslide to happen, start to care about our environtment. We can start by planting tree and do reforestation. Plus, do not throw trash carelessly to keep our environment clean. So, we would prevent flood and landslide during the rainy season. Arti dalam Bahasa Indonesia Tanah Longsor Tanah longsor adalah suatu proses geologi yang terjadi karena pergerakan massa bebatuan atau tanah seperti jatuhnya bebatuan atau segumpal tanah yang terpisah dari bagian utama pegunungan atau bukit. Tanah longsor biasanya terjadi di daerah pegunungan. Kebanyakan dari tanah longsor terjadi karena gempa bumi yang menggerakkan lempeng bawah tanah yang menyebabkan elemen atau lempeng permukaan bumi bergeser, sehingga menyebabkan keretakan dan tanah longsor. Tingginya curah hujan selama musim penghujan juga dapat menimbulkan tanah longsor. Lamanya durasi hujan akan menimbulkan uap air di permukaan tanah dalam jumlah yang besar. Uap air ini akan memunculkan pori-pori atau rongga tanah, kemudian akan menimbulkan retakan pada tanah. Ketika hujan turun, hujan akan menyusup ke dalam retakan tersebut. Kemudian, air akan terakumulasi di dasar lereng dan menyebabkan pergerakan lateral yang akhirnya menyebabkan tanah longsor. Tanah longsor sering menimbulkan banyak kerugian. Tanah longsor dapat membuat orang-orang kehilangan rumah, tanah, dan harta karena tertimbun tanah longsor. Yang paling parah adalah jatuhnya korban jiwa karena mereka tidak dapat menyelematkan diri dari tanah longsor. Jadi, untuk mencegah terjadinya tanah longsor, mulailah untuk peduli pada lingkungan. Kita dapat memulai dengan menanam pohon dan reboisasi hutan. Dirambah lagi, jangan membuang sampah sembarangan untuk menjaga lingkungan tetap bersih. Sehingga kita dapat mencegah banjir dan tanah longsor selama musim penghujan. Berikutini adalah penjelasan singkat tentang bagaimana terjadinya tanah longsor dalam sebuah explanation text. Explanation text menceritakan bagaimana proses mulai dari pembentukan fenomena alam, sosial, ilmiah sampai budaya. Text Report Fenomena Alam How To Do Health Blog . Contoh Report Text Fenomena Alam Master Books .
Tanah longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia, terutama di daerah pegunungan, lembah dan perbukitan dengan kondisi lereng yang tidak stabil. Saat musim hujan tiba maka kadar air yang berlebihan mengakibatkan tanah longsor. Bencana tanah longsor dapat menyebabkan banyak kerugian antara lain kematian, gangguan infrastruktur jalan dan rusaknya lahan pertanian. Hal tersebut dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu kemiringan lereng dan kelembaban. Penelitian ini bertujuan untuk meminimalkan korban jiwa dengan merancang alat pendeteksi peringatan dini bencana tanah longsor menggunakan sensor Soil Moisture FC-28 dan NodeMcu longsor yang terhubung ke android melalui telegram, sms dan buzzer. Sensor soil moisture FC-28 dipakai untuk mendeteksi parameter kelembaban tanah. Pengujian potensi terjadinya tanah longsor didesain dalam 5 variasi kemiringan untuk mendapatkan nilai kembebaban yang bervariasi. Alat dirancang dengan 2 kondisi yaitu status siaga dan bahaya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kondisi siaga terjadi pada kelembaban antara 27% - 54% dengan kemiringan lereng antara 25o -35o dan kondisi bahaya terjadi saat kelembaban lebih dari 54%. Peringatan dini akan terkirim melalui pesan singkat ada aplikasi telegram messenger saat kondisi status siaga, sedangkan alarm akan berbunyi pada saat status bahaya. Alat ini akan sangat bermanfaat bagi warga yang tinggal didaerah rawan bencana longsor, karena dengan adanya tanda peringatan dini warga diharapkan masih mempunyai waktu untuk menyelamatkan diri sehingga korban jiwa dapat diminimalkan. To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the authors.... Risiko jatuhnya korban jiwa saat terjadi tanah longsor dapat dihindari dengan proses mitigasi yang ditunjang dengan pemanfaatan teknologi. Alat yang dapat mengukur parameter penyebab terjadinya tanah longsor dapat dijadikan sebagai mitigasi dini [8]. ...Rosa Mega UtamaLandslide is a geological process caused by the displacement of rock and soil mass. In general, landslides are caused by geographical conditions in the form of mountains and slopes as well as high rainfall which causes the soil to become unstable. This study aims to make a landslide detection tool using NodeMCU ESP8266 as a microcontroller and MPU6050 as a sensor so that it can detect the acceleration of the earth on the x, y, and z axes and the slope of the ground. This landslide detection tool is based on the Internet of Things IoT so that it allows the acceleration of the earth and the slope of the ground to be monitored in real-time. This tool is linked to applications built using cloud services on a real-time database of firebase and MIT APP Inventor to build applications. From this study, it can be concluded that landslide detection tools and applications can work according to the design that is able to display the acceleration of movement and slope of the ground in real-time and can convey the condition status, namely safe, beware and alert with an average error of sistem peringatan dini tanah longsor berbasis mikrokontroler ATmega328 telah dirancang-bangun untuk mendeteksi dan menginformasikan pergeseran tanah permukaan. Metode yang digunakan adalah metode penginderaan berat dengan sistem sensor yang terdiri dari sebuah pegas dengan panjang 10 cm, diameter 2 cm, dan konstanta pegas 245 N/m dimana sebuah LED Light Emiting Diode dilekatkan kepada salah satu ujung pegas dan sebuah fotodioda pada ujung lainnya. Sistem sensor dipasang di dasar lereng. Ketika terjadi pergeseran tanah dalam arah bidang gelinciran, ujung atas pegas akan tertekan oleh gaya berat bidang tanah yang bergeser sehingga jarak antara LED dan fotodioda makin pendek. Sinyal ini kemudian dikondisikan sehingga dapat diproses oleh mikrokontroler. Sistem ini mampu mengaktifkan indikator LED untuk status siaga 1 pergeseran tanah sebesar 1,03 cm, siaga 2 2,14 cm, siaga 3 3,24 cm, dan bahaya 4,33 cm; bunyi buzzer dengan persentase error 1,46% dalam menghitung pergeseran kunci fotodioda, mikrokontroler ATmega328, pegas, sistem peringatan dini, tanah longsorAhmad Ridho’i Sunu PriyawanBantot SutrionoAt the current state of nature that terexploitasi resulting in damage them in mountainous areas prone to landslides and flooding, it requires the existence of early warning against the dangers that threaten and cause substantial losses to society. Landslide is sometimes difficult to detect, ground movement can not always be monitored because it requires the development of an early warning system landslides that can provide early warning of distance. Design and manufacture of early warning against the danger of landslides is necessary, for the detection system landslide hazard consisting of a sensor monitoring the movement of land, processor microcontroller, and modem sabagai sender sms short message service to the mobile number designated or interested provide guidance to the people affected in the landslide. 1. PENDAHULUAN Latar belakang Dengan memperhatikan kondisi beberapa wilayah di Indonesia yang saat ini sering mengalami bencana longsor. Bencana longsor menimbulkan kerugian bagi mereka yang tempat tinggalnya terkena dampak bencana longsor baik secara langsung. Dampak bencana longsor memang luar biasa. Rumah rusak karena tertimbun tanah longsor, barang-barang perabotan rumah tangga tertimbun dan rusak. Ditambah bila penduduk yang memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktifitas produksinya sehingga mengakibatkan kerugian. Akan tetapi kerugian akibat bencana longsor dapat sedikit dikurangi bila ada peringatan dini bencana longsor, sehingga masyarakat sudah siap sebelum bencana longsor datang. Karena alasan inilah pengembangan pendeteksi tanah longsor jarak jauh diperlukan, tidak hanya meningkatkan keakuratan pendeteksian pada pergerkan tanah, tetapi pada pengiriman informasi hasil pendeteksian pergerakan tanah. Pengiriman ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas SMS. Perancangan Perangkat Sistem Pendeteksi tanah longsor Jarak Jauh Berbasis SMS Menggunakan Mikrokontroller keluarga atmel dengan seri at89x, yang mendapat informasi dari sensor pergerakan tanah. Berikutnya mikrkontroller yang berfungsi sebagai pengolah memutuskan untuk mengirim atau tidak informasi melalui modem yang berupa evaluation and landslide hazard zonation for environmental regeneration and land use planning in mountainous terrain, International Landslide Symposium , halR AnbalaganAnbalagan, R. 1992. Terrain evaluation and landslide hazard zonation for environmental regeneration and land use planning in mountainous terrain, International Landslide Symposium, hal. 861-868, Christchurch, New Risiko Bencana Tanah Longsor Kota SemarangF FinaA L NugrahaB D YuwonoFina, F. Nugraha, AL. dan Yuwono, BD. 2015. Pemetaan Risiko Bencana Tanah Longsor Kota Semarang. Jurnal Geodesi Undip Volume 4, Nomor 1 Tahun 2015. Universitas Pengaruh Perubahan Kadar Air Terhadap Parameter Kuat Geser Tanah. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan VIU GatiJ CarolineGati, U. dan Caroline, J. 2018. Analisis Pengaruh Perubahan Kadar Air Terhadap Parameter Kuat Geser Tanah. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan VI. Surabaya Institut Teknologi Adhi Tama Tanah Longsor dan ErosiH C HaryHary, HC. 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi, Gajah Mada University Press. YogyakartaSistem Peringatan Dini Tanah Longsor dengan Pemberdayaan MasyarakatD KarnawatiKarnawati, D. 2001. Sistem Peringatan Dini Tanah Longsor dengan Pemberdayaan Masyarakat, Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Peringatan Dini, PSBA UGM -PMI Pusat, Bangun Alat Suhu Tanah, Kelmebaban Tanah, dan ResistansiHudallah LutfiyanaN SuryantoLutfiyana, Hudallah, N. dan Suryanto, A. 2017. Rancang Bangun Alat Suhu Tanah, Kelmebaban Tanah, dan Resistansi. Jurnal Teknik Elektro Vol. 9 No. 2. Universitas Negeri kerawanan tanah longsor dengan mengguankan metode scoring studi kasus sub dan keduang. Skripsi S1 Teknik PertanianA MudhrikahMudhrikah A. 2015. Estimasi kerawanan tanah longsor dengan mengguankan metode scoring studi kasus sub dan keduang. Skripsi S1 Teknik Pertanian, Universitas Gadjah MadaTeknik Mitigasi Banjir dan Tanah LongsorSukresno PaiminDan IrfanP BudiPaimin, Sukresno dan Irfan Budi P. 2009. Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah Longsor. Bogor Tropenbos International Indonesia Kadar Air Terhadap Kestabilan Lereng Kampus Politeknik Negeri Padang. Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 2Liliawarti SilvianingsihDan SatwarniratSilvianingsih, Liliawarti, dan Satwarnirat. 2015. Pengaruh Kadar Air Terhadap Kestabilan Lereng Kampus Politeknik Negeri Padang. Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 2. Politeknik Negeri Sistem Pendeteksi Tanah Longsor Menggunakan Ultrasonik Dan Infrared Dengan Notifikasi SmsD WidhiantoroWidhiantoro, D. 2016. Purwarupa Sistem Pendeteksi Tanah Longsor Menggunakan Ultrasonik Dan Infrared Dengan Notifikasi Sms, Jurnal Kajian Teknik Elektro JKTE, hal 132-137Rancang Bangun Prototype System Monitoring Kelembaban Tanah Melalui SMS Berdasarkan hasil penyiraman Tanaman "Studi Kasus Tanaman Cabai dan TomatC P YahweIsnawatyF AksaraYahwe, CP., Isnawaty, dan Aksara, F. 2016. Rancang Bangun Prototype System Monitoring Kelembaban Tanah Melalui SMS Berdasarkan hasil penyiraman Tanaman "Studi Kasus Tanaman Cabai dan Tomat". Jurnal semantik ham. 97-110
TanahLongsor Pengertian Jenis Jenis Penyebab Dan Dampak Maluku Landslide Killed Four People Contoh News Item Text. Contoh Report Text Tent
Tanah Longsor merupakan perpindahan atau pergerakan masa tanah yang diakibatkan karena tanah tidak kuat untuk menopang beban yang berada di permukaan tanah, Tanah longsor juga dipengaruhi beberapa variabel, yaitu kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah, dan faktor geologi. Kecamatan Dlingo merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi bencana tanah longsor karena bentuk lahan pegunungan struktural denudasional, atau pegunungan yang bergelombang dan memiliki lereng yang curam, jika terdapat curah hujan yang cukup lebat maka hal tersebut dapat menjadi longsor, dan tergantung jenis tanahnya juga maka dari itu penelitian ini digunakan sebagai bahan acuan untuk mitigasi bencana tanah longsor di Kecamatan Dlingo. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Laporan Penelitian MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR UNTUK MASYARAKAT DI WILAYAH PEGUNUNGAN STRUKTURAL DENUDASIONAL KECAMATAN DLINGO Disusun Oleh Rada Safira 18040274052 Mochamad Afif 18040274053 Nur Aini Miftakhur Rohmah 18040274070 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM PENDIDIKAN GEOGRAFI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI APRIL 2021 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanah Longsor merupakan perpindahan atau pergerakan masa tanah yang diakibatkan karena tanah tidak kuat untuk menopang beban yang berada di permukaan tanah, Tanah longsor juga dipengaruhi beberapa variabel, yaitu kemiringan lereng, curah hujan, jenis tanah, dan faktor geologi. Kecamatan Dlingo merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi bencana tanah longsor karena bentuk lahan pegunungan struktural denudasional, atau pegunungan yang bergelombang dan memiliki lereng yang curam, jika terdapat curah hujan yang cukup lebat maka hal tersebut dapat menjadi longsor, dan tergantung jenis tanahnya juga maka dari itu penelitian ini digunakan sebagai bahan acuan untuk mitigasi bencana tanah longsor di Kecamatan Dlingo. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Keadaan Curah hujan yang dapat menjadi penyebab terjadinya tanah longsor di kabupaten Dlingo? 2. Bagaimana cara masyarakat mengatasi lereng yang curam karena struktur wilayah yang berupa pegunungan struktural denudasional penyebab terjadinya longsor? 3. Bagaimana Pengaruh Jenis Tanah Terhadap bencana Tanah Longsor? Tujuan 1. Untuk Mengetahui keadaan curah hujan di kabupaten Dlingo sebagai penyebab terjadinya longsor 2. Untuk mengetahui tindakan masyarakat dalam menghadapi daerah lereng yang curam karena struktur wilayah yang berupa pegunungan struktural denudasional yang dapat menjadi penyebab longsor 3. Untuk mengetahui Jenis tanah yang dapat menjadi pengaruh tanah longsor Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan pada mata kuliah Geografi fisik , selain itu penelitian ini juga digunakan sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya berkaitan dengan mitigasi bencana yang ada di wilayah tersebut. 2. Manfaat Praktis Hasil dari penelitian yang penulis susun ini dapat digunakan pemerintah setempat untuk melakukan mitigasi bencana pada wilayah yang berpotensi besar terkena dampak yang ditimbulkan oleh tanah longsor. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kondisi lingkungan disekitarnya sehingga masyarakat dapat memperhatikan dan beradaptasi dengan wilayah pegunungan struktural denudasional dan berbagai dampak yang ditimbulkan dengan kondisi geologi wilayah tersebut. Batasan Istilah Mitigasi, Tanah Longsor,Curah Hujan, Bencana, Tanah. BAB 2 Tinjauan Pustaka Mitigasi Mitigasi BNPB, 2007 adalah serangkaian upaya untuk mengurangi dampak risiko bencana yang mungkin terjadi, tujuan ada dua yaitu fisik dan non fisik. a Fisik meliputi 1. Penekanan pada kerusakan gedung, bangunan dan rumah. 2. Bencana alam terlokalisir. 3. Jeda waktu yang memungkinkan untuk menyelamatkan diri. 4. Terbentuknya sistem manajemen penanganan bencana alam. b Non fisik meliputi 1. Penanganan konsep bencana alam yang lebih baik. 2. Memupus sikap pasrah diri. 3. Terbentuknya ketrampilan dasar untuk menghadapi bencana alam. 4. Membentuk sikap hidup berdampingan dengan bencana khususnya masyarakat untuk wilayah yang rawan bencana Curah Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi milimeter mm di atas permukaan horizontal. Dalam penjelasan lain curah hujan juga dapat diartikan sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Indonesia merupakan negara yang memiliki angka curah hujan yang bervariasi dikarenakan daerahnya yang berada pada ketinggian yang berbeda-beda. Curah hujan 1 satu milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada termpat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung 6 air sebanyak satu liter. Tanah Longsor Skempton dan Hutchinson 1969, tanah longsor atau gerakan tanah didefinisikan sebagai gerakan menuruni lereng oleh massa tanah dan atau batuan penyusun lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan peyusun lereng tersebut. Bencana Bencana disaster merupakan fenomena yang terjadi karena komponen-komponen pemicu trigger, ancaman hazard, dan kerentanan vulnerability bekerja bersama secara sistematis, sehingga menyababkan terjadinya risiko risk pada komunitas BNPB, 2005 10. Tanah Tanah merupakan lapisan teratas lapisan bumi. Tanah memiliki ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda antara tanah di suatu lokasi dengan lokasi yang lain. Menurut Dokuchaev 1870 dalam Fauizek dkk 2018, Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami proses lanjut, karena perubahan alami di bawah pengaruh air, udara, dan macam-macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan. BAB 3 Metode Bentuk Kajian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Hadari Nawawi 200067 dalam Marsudi, 2017 penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggunakan prosedur pemecahan masalahnya solusi yang diselidiki dengan cara menggambarkan atau melukiskan keadaan suatu subjek atau objek penelitian seseorang, lembaga, dan masyarakat pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya yang meliputi interpretasi data dan analisis data. Lokasi penelitian berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan lokasi terdampak letusan Gunung Merapi. Kecamatan Cangkringan berada pada kawasan rawan bencana II dan III KRB II dan III. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara dan studi pustaka. Variabel Data Variabel yang digunakan adalah Intensitas Curah Hujan Tahunan, Jenis Tanah, Kondisi Wilayah, Serta Pengetahuan Masyarakat tentang Mitigasi Bencana. Prosedur Kerja a. Interpretasi citra untuk identifikasi dan mendeliniasi batas bentuk lahan serta penggunaan lahan. b. Penyiapan peta digital citra maupun google earth c. Menyiapkan data curah hujan tahunan d. Mengetahui Jenis tanah di daerah Kec. Dlingo e. Melakukan observasi dan cek lapangan berdasarkan informasi di peta dan citra. f. Penyiapan pertanyaan untuk wawancara secara sistematik yang dapat dipahami responden. g. Menentukan lokasi spesifik dari satuan lahan yang akan dijadikan sebagai lokasi pengamatan. h. Melakukan pendeskripsian lokasi secara umum dan pengukuran variabel. i. Melakukan wawancara dengan tokoh masyarakat setempat. j. Tabulasi dan pengelompokan data yang diperoleh k. Menganalisis data hasil tabulasi sesuai dengan tujuan penelitian serta untuk membuktikan hipotesis penelitian. Melakukan pemahaman dan pemaknaan hasil analisis serta penulisan laporan penelitian Cara Analisis 1. Reduksi data, yaitu sebagai proses seleksi, pemfokusan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang ada di lapangan langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan data. Dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti mulai memfokuskan wilayah penelitian. 2. Penyajian data, yaitu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai jenis jaringan kerja, keterkaitan kegiatan atau tabel. 3. Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data peneliti harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan menyusun pola-pola pengarahan dan sebabakibat. BAB 4 Hasil dan Pembahasan Deskripsi Wilayah 1. Wilayah Administrasi Kecamatan Dlingo berada di sebelah Timur Ibukota Kabupaten Bantul, dengan luas wilayah ha. Wilayah administrasi Kecamatan Dlingo meliputi 6 desa yaitu a. Desa Terong, b. Desa Dlingo, c. Desa Temuwuh, d. Desa Muntuk, e. Desa Mangunan, f. Desa Jatimulyo. 2. Kondisi Geografis Wilayah Kecamatan Dlingo berbatasan dengan a. Utara Kecamatan Piyungan dan Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul b. Timur Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul c. Selatan Kecamatan Playen dan Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, d. Barat Kecamatan Imogiri, Kecamatan Pleret. Kecamatan Dlingo berada di dataran tinggi. Ibukota Kecamatannya berada pada ketinggian 320 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan Ibukota Kabupaten Bantul adalah 23 Km. Bentangan wilayah di Kecamatan Dlingo 0% berupa daerah yang datar sampai berombak, 100% berombak sampai berbukit dan 0% berbukit sampai bergunung. 3. Klimatologi Kecamatan Dlingo beriklim seperti layaknya daerah dataran tinggi di daerah tropis dengan cuaca panas sebagai ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Dlingo adalah 32ºC dengan suhu terendah 24ºC. 4. Penduduk Kecamatan Dlingo dihuni oleh KK. Jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Dlingo adalah orang dengan jumlah penduduk laki-laki orang dan penduduk perempuan orang. Tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan Dlingo adalah 750 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan Dlingo adalah petani. Dari data monografi Kecamatan tercatat orang atau 20,88% penduduk Kecamatan Dlingo bekerja di sektor pertanian.. 5. Sentra Industri Terdapat 3 sentra industri kerajinan di wilayah kecamatan Dlingo, yakni Karangasem Muntuk - Sentra kerajinan bambu. Klepu Temuwuh - Sentra kerajinan meubel. Tanjan Temuwuh - Sentra kerajinan kusen dan daun pintu/jendela. 6. Wisata Budaya a. Upacara Rasulan / Gumbregan Upacara rasulan masih rutin dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Dodogan, Jatimulyo, Kecamatan Dlingo. Kegiatan ini merupakan nilai - nilai tradisi yang sangat diperhatikan oleh masyarakat setempat karena makna yang terkandung didalamnya sangat memberikan arti yang begitu mendalam bagi kehidupan masyarakat dusun Dodogan. b. Wisata Alam Gua Gajah Gua gajah terletak di Dusun Sukorame, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo. Gua Gajah merupakan gua karst yang terletak pada kawasan karst gunung sewu. Gua ini merupakan gua horisontal dengan panjang kurang lebih 50 meter. Nama Gua Gajah berasal dari ciri khas gumpalan batu yang berbentuk menyerupai gajah. Analisis 1. Analisis Intensitas Curah Hujan di Kecamatan Dlingo BPS Kab Bantul Intensitas Curah Hujan Tahun 2019 Curah Hujan per Bulan mm Menurut data tersebut curah hujan yang tinggi pada wilayah Kecamatan Dlingo terdapat pada bulan Januari sehingga pada bulan ini hingga seterusnya maka akan dapat menyebabkan Bencana Alam Tanah Longsor karena kondisi tanah yang lembab dan intensitas hujan tinggi serta terdapat lereng yang curam dapat mengakibatkan potensi bencana alam ini lebih rentan terjadi di daerah lereng karena salah satu ciri pegunungan struktural denudasional memiliki lereng yang curam. 2. Analisis Tindakan Masyarakat dalam wilayah Pegunungan Struktural Denudasional Masyarakat Kecamatan Dlingo beradaptasi dengan cara seperti Mengurangi Keterjalan lereng tersebut, Mengurangi membangun rumah atau fasilitas umum di daerah rawan longsor lereng terjal, maupun daerah pinggiran sungai, membuat bangunan penahan, dan tidak menebang pohon di daerah lereng yang terjal. 3. Analisis Jenis Tanah yang Menyebabkan Tanah Longsor Berdasarkan Peta Hasil Studi Kerawanan Bencana Gelombang Tanah Longsor Pusat Studi UGM 2007 dalam profil kesiap-siagaan Penanggulangan Bencana Menjelaskan bahwa kecamatan Dlingo merupakan wilayah yang sangat rawan longsor. Daerah Perbukitan ini tersusun atas perselingan antara tanah Mediteran dan Latosol. Tanah Mediteran berasal dari batugamping karang, batugamping berlapis, dan batupasir. Tanah latosol berasal dari batuan induk breksi/konglomerat. Jenis tanah latosol merupakan jenis tanah yang berkembang, berwarna coklat merah hingga kuning. Penyebarannya di daerah iklim basah dan berasal dari batuan induk tuf. Menurut Rosmarkam 1998 tanah latosol meliputi tanah-tanah yang telah mengalami pelapukan intensif dan perkembangan tanah lanjut sehingga terjadi pelindihan unsur basa, bahan organik dan silika dengan meninggalkan SiO, sebagai sisa berwarna merah. Sedangkan untuk tanah mediteran merupakan jenis tanah yang memiliki perkembangan profit, solum sedang hingga dangkal, memiliki warna coklat hingga merah dengan daya absorbsi sedang. Jenis tanah ini peka terhadap erosi. Kuriakose, dkk 2009 menyatakan bahwa kedalaman tanah atau ketebalan material tanah ditunjukkan dari permukaan tanah hingga mencapai material yang padubatuan. Foth1991 dalam Ikhwanudin 2008 menyatakan bahwa topografi mempengaruhi perkembangan profil tanah, meliputi 1. Mempengaruhi banyaknya presipitasi yang terserap dan tersimpan dalam tubuh tanah sehingga mempengaruhi kejenuhan tanah terhadap air 2. Mempengaruhi laju pengikisan tanah oleh erosi dan 3. Mengarahkan gerakan bahan dalam suspense atau larutan dari satu tempat ke tempat lain Hal tersebut lah yang membuat daerah lereng Kec. Dlingo rawan terhadap Bencana Tanah Longsor. BAB 5 Kesimpulan Dari hal yang telah dianalisis dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya tanah longsor antara lain adalah intensitas curah hujan yang tinggi, jenis tanah pada wilayah tersebut, morfologi, dan terkadang ulah manusia sendiri karena menebang pohon di daerah lereng yang sebenarnya digunakan sebagai penampung air hujan. Untuk masyarakat sendiri sudah mengerti tentang bahaya tanah longsor di daerah pegunungan dan menindak lanjuti hal tersebut dengan tidak membangun rumah atau fasilitas umum di daerah lereng ataupun pinggiran sungai, membangung bangunan anchor, dan tidak menebang pohon di daerah Lereng pegunungan. Daftar Pustaka BNPB. September 2012. “Pedoman Sistem Peringatan Dini Berbasis Masyarakat”. Jakarta BNPB Purnomo, N. H.; 2015. Bentanglahan Geografi Yogyakarta & Sekitarnya. Penerbit Ombak ; Yogyakarta Ifanni, M. dan Indrapertiwi, C. ; 2017. Analisis Sebaran Kelompok Rentan di Kawasan Rawan Bencana Longsor untuk penanggulangan Bencana di Kecamatan Dlingo Kabupaten Bantul ; Daerah Istimewa Yogyakarta Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. Nalunggala, A. ; 2016. ANALISIS POTENSI TANAH LONGSOR DI KECAMATAN DLINGO KABUPATEN BANTUL MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SIG ; Surakarta › eColls › eThesisdoc ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.
17 Pada tahun 2005 - 2006 tercatat, telah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam. Sturktur teks eksposisi pada penggalan teks di atas adalah
Connection timed out Error code 522 2023-06-16 112032 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d82a9457a681e7d • Your IP • Performance & security by Cloudflare
TheQuintet features five modern exclusive mid-rise condominium towers which are Arianna Tower, Brava Tower, Carmina Tower, Dante Tower and Ethel Tower. The total number of The Quintet units is 320 which are divided into 280 apartments and 40 penthouses. The built-up area for the apartments ranges between 928 to 1,290 square feet.
AbstrakKejadian bencana tanah longsor semakin sering terjadi di Indonesia, termasuk di Kabupaten Banjarnegara. Bencana tanah longsor kembali menimpa warga Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah pada hari Jumat, 12 Desember 2014 jam WIB. Tipologi tanah longsor yang terjadi adalah tipe rotasi, yang kemudian ke arah bawah berkembang menjadi aliran debris akibat material longsoran yang bercampur dengan massa air yang sangat jenuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor di Banjarnegara 12 Desember 2014 antara lain adalah geomorfologi terbentuk oleh perbukitan di sedang sampai terjal, batuan penutup berupa soil berasal dari pelapukan batuan breksi vulkanik, terbentuknya rekahan batuan di bagian atas mahkota longsor, curah hujan yang sangat ekstrim, terbentuk mataair pada bagian atas dan tengah bukit, tataguna lahan yang sudah banyak berubah dan aktivitas manusia yang sudah menjarah daerah kritis. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor, tetapi dari hasil analisis ada tiga faktor utama penyebab terjadinya tanah longsor yaitu terjadinya hujan ekstrim lebat selama tiga hari berturut-turut sebelum terjadi longsor, topografi pembentuk tanah longsor sangat terjal, tanah soil hasil pelapukan batuan sangat tebal dan bersifat menyerap air sehingga mudah jenuh. Berkaitan dengan hal tersebut sangat dibutuhkan berbagai kegiatan pengurangan risiko bencana PRB untuk meminimalisasi jumlah korban baik jiwa maupun harta. Kata kunci Tanah Longsor, Banjarnegara, Topografi Terjal, Soil Tebal, Curah Hujan Ekstrim, Pengurangan Risiko Bencana To read the full-text of this research, you can request a copy directly from the author.... Kondisi tektonik di Indonesia yang membentuk morofolagi tinggi, patahan, batuan vulkanik yang mudah rapuh serta ditunjang dengan iklim di Indonesia yang berupa tropis basah, sehingga menyebabkan potensi tanah longsor menjadi ini ditunjang dengan adanya degradasi perubahan tataguna lahan akhir-akhir ini, menyebabkan kejadian tanah longsor menjadi semakin faktor antropogenik dan alam sering merupakan penyebab terjadinya longsor yang memakan korban jiwa dan kerugian harta benda. Naryanto, 2013;Naryanto, 2017. Wang et al.2017mengatakan bahwa kejadian tanah longsor berhubungan dengan berbagai faktor seperti presipitasi, geologi, jarak dari patahan, vegetasi, dan topografi. ...... Tanah longsor terjadi karena dua faktor utama yaitu faktor pengontrol dan faktor pengontrol adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material itu sendiri seperti kondisi geologi, kemiringan lereng, litologi, sesar dan kekar pada pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut seperti curah hujan, gempabumi, erosi kaki lereng dan aktivitas manusia Naryanto, 2013;Naryanto, 2017. Tanah longsor adalah bencana alam yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia dan menyebabkan kerusakan luas pada properti dan longsor, secara umum mencakup semua gerakan ke bawah atau tiba-tiba material permukaan seperti tanah liat, pasir, kerikil dan longsor merupakan salah satu bencana utama yang merusak di daerah pegunungan, yang diaktifkan karena pengaruh gempa bumi dan curah hujan . ...... Berdasarkan analisis data drone, maka dapat diketahui kemiringan lereng pada permukiman di utara lokasi longsor secara detail didominasi kelerengansangat curam. Data ini dijadikan acuan untuk perkiraan kelas lereng pada lokasi sebelum data SRTM 30m maka dapat diketahui kemiringan lereng pada sekitar permukiman di utara lokasi longsor mirip dengan kemiringan lereng pada lokasi longsor Naryanto et al., 2017. ...Heru Sri NaryantoHasmana SoewanditaDeliyanti GaneshaAgus KristijonoABSTRAK Bencana tanah longsor di Indonesia semakin sering terjadi dari tahun ke tahun. Bencana tanah longsor telah terjadi di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 1 April 2017. Lokasi tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terletak pada zona kerentanan tinggi. Tipologi tanah longsor berupa longsoran bahan rombakan, yang kemudian ke arah bawah Kali Tangkil berkembang menjadi tipe aliran bahan rombakan. Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya tanah longsor lokasi penelitian adalah kelerengan, batuan dan tanah, rekahan/retakan batuan, konversi lahan, drainase dan keairan, curah hujan tinggi, dan aktivitas manusia. Dari kesemuanya faktor-faktor tersebut, yang paling dominan dan berpengaruh terhadap tanah longsor adalah lereng yang curam, soil hasil pelapukan sangat gembur dan tebal, alih fungsi lahan dan curah hujan yang tinggi. Material longsoran tidak terkonsolidasi dengan baik sehingga masih mudah bergerak, dan kemungkinan pembendungan pada Kali Tangkil oleh material longsoran tersebut bisa berpotensi terjadinya banjir bandang. Beberapa permukiman yang berada di saekitar lokasi longsor mempunyai risiko tinggi dan sedang terhadap longsor, sehingga perlu dibangun kesiapsiagaan masyarakat, pembangunan sistem peringatan dini longsor serta untuk jangka panjang adalah relokasi jika memang kondisi semakin parah. Pertanian lahan kering pada lereng-lereng sebaiknya menggunakan pola agroforestry. Kawasan sub DAS berisiko longsor, sebaiknya dikembalikan fungsi lahan sebagai hutan konservasi atau hutan lindung seperti sebelumnya. Kata kunci longsor, Ponorogo, curam, soil tebal, degradasi lahan, curah hujan tinggi, risiko ABSTRACT Landslides in Indonesia are becoming increasingly frequent from year to year. A landslide disaster has occurred in Tangkil, Banaran Village, Pulung Sub-District, Ponorogo District, East Java Province on April 1, 2017. The location of landslides in Banaran Village, Pulung Sub-District, Ponorogo District, East Java, lies in the high vulnerability zone. The landslide typology is a debris slide, which then in the downstream direction Tangkil River develop into a type of debris flow. Factors that influence the occurrence of landslides in the study area are slope, rock and soil, fracture, land conversion, drainage and irrigation, high rainfall, and human activities. Of all the influential factors, the most dominant factors for landslides are steep slopes, weathered soil is very loose and thick, land conversion, and high rainfall. Landslide material is not well consolidated so that it is still easy to move, and the possibility of damming the Tangkil River by landslide material can potentially cause flash floods. Some settlements located near landslide locations have high and moderate risks of landslides, so community preparedness needs to be built, the establishment of landslide early warning systems and long-term relocation if the condition is getting worse. Dryland farming on slopes should use agroforestry patterns. Sub-watershed areas are at risk of landslides, the land should be restored as conservation forest or protected forest as before. Keywords landslide, Ponorogo, steep slopes, thick soil, land degradation, high rainfall, risk... Landslides are becoming more common in Indonesia from year to year, especially during the rainy season [2]. Tectonics in Indonesia that form high morphology [5], faults, volcanic rocks [6] that are easily weathered and are supported by the climate in Indonesia which is in the form of wet tropics, causing the potential for landslides to become higher. ...Landslide is one of the annual natural disasters that occur in the Karangmoncol area, especially during the rainy season. Karangmoncol is located in the central part of Java Island, which is a mountainous area with steep slopes. How the geological structure affects the occurrence of landslides is the objective of this study. Field data of the research include the dimensions of the landslide, the constituent rocks and measurements of the joints. The dimensions and direction of the landslide are drawn on a topographic map. The types of rocks constituent and the direction of the joints/fractures are also drawn on the map, so that the relationship between fracture structures, soil/rock types and landslides in the Karangmoncol area is known. The geological structures in the Karangmoncol area are in the form of bedding planes, shear-fractures, tentional fractures, and intrusional contacts. Intensive layering and joint structures are found in the volcanic sandstones of the Halang Formation. These structural fractures accelerate the weathering of volcanic sandstones to form thick soil. The intrusion of younger sill or dyke type andesite rocks creates a zone of alteration/mineralization of rock and creates a load on the underlying claystone. These main things are internal factors that cause the phenomenon of landslides in the Karangmoncol area.... e-ISSN 2615-3750 ;p-ISSN 2615-3769 -43 -potential for landslides. There are several factors that cause disasters, namely the morphology of the disaster area and its surroundings, lithology with high water absorption capacity, and high and long rainfall, Naryanto [5]. In addition, errors in spatial allocation and management of disaster-prone areas are also the cause Sulistyo [6]. ...Gigit Pratama GinarsoThis research was conducted in the northern area of Banjarnegara Regency, based on the distribution map of potential landslide susceptibility issued by the Center for Volcanology and Geological Hazard Mitigation, the northern region of Banjarnegara Regency has a very high potential for landslides including Pandanarum, Kalibening, Karangkobar, Wanayasa, Pejawaran and Batur Districts. . This study aims to formulate the direction of land use for settlements, determine the suitability of the spatial plan, the direction of landslide disaster mitigation and determine the availability of land for the development of settlements in the Northern Region of Banjarnegara Regency. This research method uses quantitative analysis methods and qualitative descriptive analysis using ArcGIS software, namely by analyzing the landslide hazard index, landslide hazard vulnerability index, land capability, settlement land suitability, projection of residential land needs. The results of the study found that the landslide hazard level was Low, Medium and High with a total area of high landslide hazard class of Ha, medium hazard area of Ha and low hazard area of 17,238 Ha. The level of vulnerability to landslide hazards has a vulnerability level of Low, Medium and High with a total area of 5,871 Ha for low vulnerability, 4, for medium vulnerability and Ha for high vulnerability. while the potential lives exposed to the danger of landslides is 21,763 people, the potential physical loss is Rp. the potential economic loss is Rp. The land capability in the northern area of Banjarnegara Regency has a Medium Development Capacity Zone class with an area of 4,689 Ha and Enough Development Capacity with an area of 33,695 Ha. The Suitability of Settlement Land has a Very Suitable category of 1,482 Ha 4%, an SUIT category of 16,576 Ha 43%, an Unsuitable category of 19,454 Ha 51%, and an Unsuitable category of 871 Ha 2%. The projection of residential land needs in 2040 found the need for residential land with a total area of 1,574 Ha and based on the results of the analysis of the direction of land use for settlement development in the northern area of Banjarnegara Regency, it has a total area of 5,790 Ha, with the level of conformity with the plan for the pattern of settlement space with the category of Appropriate for an area of 1,263 Ha. 52% and the Unsuitable category covering an area of Ha 48%. Landslide disaster mitigation directions for residential areas that are in the landslide-prone zone, namely for relocation are 10 Ha 2%, area protection directions are 132 Ha 23% and adaptation directions are 436 Ha 75%. Based on the results of the analysis of the direction of land use for settlements in the northern region of Banjarnegara Regency, it is still sufficient with the availability of surplus land of 4,216 Ha.... Faktor pengontrol adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material itu sendiri seperti kondisi geologi, kemiringan lereng, litologi, sesar dan kekar pada batuan. Faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut seperti curah hujan, gempa bumi, erosi kaki lereng dan aktivitas manusia Naryanto, 2013;Naryanto, 2017. Melihat dari pemaparan diatas benar adanya bahwa aktivitas manusia juga mempengaruhi bagaimana kondisi alam di masa yang akan mendatang, apakah hal yang mereka lakukan memiliki dampak baik kedepannya atau bahkan justru merugikan. ...Mohammad Adam FirdausMohammad Adhi WicaksanaMufid Zahir Hilmi Alfyananda Kurnia PutraNgadirejo Village is a village located in the highland area that is located at the foot of Mount Bromo. This area is also oriented to the protected forest of the Foot of Mount in recent years the forest area of Ngadirejo Village has been turned into fields and agricultural land due to land function switching activities carried out by the community with the aim of economic benefits. This land function transition activity has an influence for Ngadirejo Village which is a slope area from the foot of the mountain. One of them is the potential for landslides that can occur. This research serves to explain about the influence of land function transition activities on landslide potential in Ngadirejo study uses qualitative descriptive method which is a research method described in descriptive form. As well as in data collection techniques using literature studies and field observations. From the results of the study, it can be known that the production forest area in Ngadirejo Village began to switch functions as agricultural fields. Then because the soil condition of Ngadirejo Village is easily eroded and located on a steep slope, then in general Ngadirejo Village has the potential of landslides that are in the medium to high category. Desa Ngadirejo merupakan sebuah desa yang terletak di wilayah dataran tinggi yaitu terletak pada kaki Gunung Bromo. Wilayah ini juga berorientasi dengan hutan lindung dari Kaki Gunung beberapa tahun terakhir ini wilayah hutan dari Desa Ngadirejo telah berubah menjadi ladang dan lahan pertanian dikarenakan aktivitas peralihan fungsi lahan yang dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan keuntungan peralihan fungsi lahan ini menimbulkan pengaruh bagi Desa Ngadirejo yang merupakan wilayah lereng dari kaki satunya adalah potensi tanah longsor yang bisa ini berfungsi menjelaskan tentang pengaruh aktivitas peralihan fungsi lahan terhadap potensi longsor di Desa ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu sebuah metode penelitian yang dijabarkan dalam bentuk deskriptif. Serta dalam teknik pengumpulan data menggunakan kajian literatur serta observasi lapangan. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa wilayah hutan produksi yang ada di Desa Ngadirejo mulai beralih fungsi sebagai ladang pertanian. Kemudian dikarenakan kondisi tanah Desa Ngadirejo yang mudah tererosi serta berada di lereng yang terjal, maka secara umum Desa Ngadirejo memiliki potensi longsor yang berada pada kategori sedang hingga tinggi.... Untuk mengetahui kondisi bawah permukaan berupa perlapisan, struktur geologi dangkal dan sebaran batuan dibutuhkan metode geofisika yang dapat merekam sifat fisik perlapisan batuan bawah permukaan. Salah satu metode geofisika tersebut adalah geolistrik 2 dimensi yang dapat mengetahui sebaran secara vertikal dan horisontal kondisi bawah permukaan berupa nilai tahanan jenis, yang bisa dianalogikan sebagai lapisan batuan Naryanto, 2015a, Naryanto, 2016a. ... Rudy PramonoSyamsul MaarifOne of the aspects or dimensions that need to be understood in the response to disaster is the social aspect. The main objective of this study was to discribe some social issues that are quite prominent in the handling of the earthquake in Tasikmalaya, by taking Pangalengan as a case. This study used a qualitative descriptive by case study design. The study results showed that social solidarity is only grown in very small social units namely the refugee camps. Meanwhile, the time period is also very short, which is only in the period of the displaced. The rest the affected communities in Pangalengan back “take care of their life”. In connection with social stratification, most affected by the earthquake in Pangalengan are lower strata or community groups such as the poor and marginal farmers, public transportation drivers and motorcycle taxi drivers. Coordination in disaster management goes well, need to build a system that is not too bureaucratic coordination but effectively and trustworthyAni AprianiBayurohman PutraKejadian bencana tanah longsor tidak lepas dari kondisi yang memang rentan untuk terjadi gerakan longsor seperti lereng yang curam dan curah hujan yang tinggi. Kejadian tanah longsor diperparah juga dengan ketidakdisiplinan masyarakat dalam penggunaan lahan sesuai dengan fungsinya yang dinamakan alih fungsi lahan yang dapat menjadi faktor pemicu kejadian tanah longsor. Melakukan penelitian tentang alih fungsi lahan menjadi hal yang penting untuk melihat dampak yang diakibatkan oleh aktivitas manusia tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis alih fungsi lahan pengaruhnya terhadap tingkat bahaya tanah longsor di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Metode dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer yaitu survey lapangan dan juga pengambilan data sekunder. Tahapan yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan lapangan tentang kejadian alih fungsi lahan. Kemudian melakukan pengambilan data tentang tingkat bahaya longsor di titik pengamatan alih fungsi lahan. Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan regresi logistik ordinal. Hasil analisis didapatkan bahwa nilai p value 0,036 0,05. Maka, keputusan yang diambil adalah tolak H0. Dengan demikian, pada tingkat kepercayaan 95% dapat dikatakan bahwa variabel alih fungsi lahan mempengaruhi tingkat bahaya longsor di Kecamatan Samigaluh Kabupaten Kulon Progo. Hal ini dapat menjadi masukan bagi masyarakat untuk menggunakan lahan sebagaimana RiadiRizka WindiastutiYatin SuwarnoFloods and landslides occurred almost every year in various regions in Indonesia, especially in hilly or bumpy areas. Floods and landslides as natural phenomena may cause severe disaster, due to high rainfall with small capacity of river cross section that resulted in water overflow through the dike and inundated lower areas. Flood and landslide risk mapping provides spatial information as initiation for mitigation purposes and is very beneficial in minimizing casualties and damages. To avoid landslide disaster, we need to reduce some causing factors, such as the factors that cause unstable slope conditions. The landslide distribution map contains information on geological maps, slope class maps, land cover maps and geomorphological maps; these maps are referred to as factor maps. Overlay method was implemented to analyse flood and landslide-prone areas. The purpose of this paper was to obtain information on areas in Trenggalek Regency that were vulnerable to flood and landslide. Risk analysis was done spatially with good accuracy, so that it can be used for disaster mitigation purposes. Imam A. SadisunRendy D. KartikoIndra A. DinataIndonesia is a risk prone country from landslide disasters. The occurrence of landslides followed by the debris flow often make a lot of casualties and very terrible destructions. Accordingly, debris flow modeling of some Java landslides has been conducted in this study to determine run-out distribution characteristics of the debris materials. The concept of debris flow modeling is based on the equations of momentum, continuation, riverbed deformation, erosion/deposition and riverbed shearing stress. From this modeling, it has been indicated the best fit simulation results. In this case, run-out distributions of Pacet landslide at Mojokerto, December 12, 2002 has been properly modeled with a scenario of viscosity value for around 5 minutes. At Sijeruk landslide, Banjarnegara, January 4, 2006 run-out distributions have been modeled using viscosity value of for 14 minutes 51 seconds. Meanwhile, the modeling for Tenjolaya landslide at southern Bandung, February 23, 2010 with viscosity value of shows time needed for debris materials to reach depositional area is estimated for around 12 minutes 37 seconds. From this study, debris flow modeling had given better understandings regarding flow track, velocity and distribution of debris materials from some debris flows in has not been able to resolve any references for this publication.
pdf, Text File ( Spam or Self tables, and interpretive reports, Tinjauan Praktis Pemetaan Risiko Bencana Tanah Longsor Berdasarkan Peraturan Kepala BNPB No It is earnestly hoped that the book will be received by It is earnestly hoped that the book will be received by. It is said; the great Yajnavalkya (Brh Roots of Naadi Astrology
Artikel Teks Bahasa Inggris Tentang Fenomena Alam “AURORA” Lengkap Dengan Terjemahan dan Daftar Kosakata Baru By Pustaka Bahasa InggrisPosted on March 19, 2019November 2, 2019 Dear Readers, Banyak sekali fenomena alam yang terjadi di sekitar kita. Fenomena alam adalah peristiwa non-artifisial dalam pandangan fisika, dan kemudian tak diciptakan oleh manusia, meskipun dapat memengaruhi manusia bakteri, penuaan, read more Longsoratau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang memengaruhi kondisi material sendiri Indonesia merupakan negara dengan risiko bencana tanah longsor yang tinggi disebabkan faktor iklim dan cuaca yang mendominasi lebih dari 90%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis secara bibliometrik terhadap topik tanah longsor di Indonesia berdasarkan bidang ilmu sains dan teknik. Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan yaitu 1 pengumpulan data penelitian; 2 memvisualisasikan bibliografi yang diperoleh pada tahap pertama; dan 3 analisis hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis blibiometrik dapat digunakan untuk menganalisis karya ilmiah bidang penelitian tanah longsor berdasarkan klasifikasi yang disesuaikan dengan kata kunci yang digunakan. Meningkatnya jumlah kejadian tanah longsor beberapa tahun belakangan erat kaitannya dengan perkembangan informasi dan perkembangan jumlah penelitian tanah longsor dalam bidang sains dan teknik. Dengan pemaparan kata kunci dan co-citation terkait artikel dapat ditemukan kebaruan dari topik yang akan diteliti selanjutnya sebagai pengembangan penelitian terkait tanah longsor. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free G-Tech Jurnal Teknologi Terapan Volume 7, No. 1 Jauari 2023, hal. 247-254 E-ISSN 2623-064x P-ISSN 2580-8737 This is an open access article under the CC BY license Tren Penelitian Tanah Longsor di Indonesia Rentang Tahun 2011-2021 Berdasarkan Analisis Bibliometrik Meli Muchlian1🖂, Leli Honesti2 1,2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Institut Teknologi Padang, Indonesia Riwayat Artikel Diserahkan 13-12-2022 Direvisi 25-12-2022 Diterima 30-12-2022 Indonesia merupakan negara dengan risiko bencana tanah longsor yang tinggi disebabkan faktor iklim dan cuaca yang mendominasi lebih dari 90%. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis secara bibliometrik terhadap topik tanah longsor di Indonesia berdasarkan bidang ilmu sains dan teknik. Penelitian ini terdiri atas tiga tahapan yaitu 1 pengumpulan data penelitian; 2 memvisualisasikan bibliografi yang diperoleh pada tahap pertama; dan 3 analisis hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis blibiometrik dapat digunakan untuk menganalisis karya ilmiah bidang penelitian tanah longsor berdasarkan klasifikasi yang disesuaikan dengan kata kunci yang digunakan. Meningkatnya jumlah kejadian tanah longsor beberapa tahun belakangan erat kaitannya dengan perkembangan informasi dan perkembangan jumlah penelitian tanah longsor dalam bidang sains dan teknik. Dengan pemaparan kata kunci dan co-citation terkait artikel dapat ditemukan kebaruan dari topik yang akan diteliti selanjutnya sebagai pengembangan penelitian terkait tanah longsor. Tanah Longsor, Tren, Bibliometrik, Co-Citation Indonesia has a high risk of landslides because climate and weather factors dominate more than 90%. This study aims to analyze the landslide topic in Indonesia using bibliometrically based on science and engineering fields. This research consists of three stages, namely 1 research data collection; 2 visualizing the bibliography obtained in the first stage; and 3 analysis of research results. The study results show that bibliometric analysis can be used to analyze scientific works in landslide field research based on the classification adjusted to the keywords. The increasing number of landslide events in recent years is closely related to the development of information and the number of landslide research in science and engineering. With the exposure of keywords and co-citations related to the article, new topics are to be studied further as the development of research related to landslides. Landslide, Trend, Bibliometric, Co-Citation Corresponding Author Meli Muchlian Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Institut Teknologi Padang, Indonesia Jl. Gajah Mada, Kec. Nanggalo, Kota Padang, Sumatera Barat 25173 Email melimuchlian PENDAHULUAN Tanah longsor merupakan bencana yang disebabkan oleh interaksi kompleks dari beberapa faktor, termasuk proses dinamis, variabel kondisi tanah dan gangguan antropogenik Zhou dkk., 2013. Tanah longsor merupakan bencana yang menyebabkan hilangnya nyawa manusia yang jumlahnya termasuk banyak secara global Petley, 2012. Bencana tanah longsor telah mengakibatkan gangguan terhadap aktivitas manusia, kerusakan infrastruktur dan Meli Muchlian DOI Tren Penelitian Tanah Longsor … pemutusan moda transportasi yang mempengaruhi kegiatan ekonomi Bruggers dkk., 2011; Dijkstra dkk., 2014. Terdapat dua metoda yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyebab dan akibat dari bencana tanah longsor yaitu metode struktural dan metode non struktural. Metode struktural di antaranya perhitungan stabilitas lereng, pengaturan drainase, perbaikan vegetasi dan pembuatan dinding penahan lereng Chakraborty & Goswami, 2018. Metode nonstruktural di antaranya peringatan dini, perencanaan penggunaan lahan, rute pelarian dan manajemen keadaan darurat Abeykoon dkk., 2018; Motsi dkk., 2019. Dalam beberapa kondisi terkadang kedua metode tersebut digunakan secara bersamaan. Tinjauan kepustakaan yang terstruktur akan memudahkan penulis dalam mengeksplorasi sebaran topik penelitian, memilih masalah yang akan diangkat, mengevaluasi kontribusi dan mensintesis data yang diperoleh untuk digunakan pada bidang ilmu tertentu Keathley-Herring dkk., 2016. Analisis bibliometrik dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil jurnal ilmiah atau memahami struktur intelektual dari berbagai bidang ilmu Gaviria-Marin dkk., 2018. Hasil penelitian dengan topik tanah longsor telah dipublikasikan di sejumlah besar tulisan di dunia. Penelitian bibliometrik bertujuan untuk meringkas tren penelitian tentang tanah longsor secara global dan sebagai petunjuk untuk penelitian selanjutnya. Analisis bibliometrik telah diterapkan pada artikel-artikel terkait tanah longsor dari database Science Citation Index-Expanded SCIE dan Social Sciences Citation Index SSCI selama periode 1991-2014 Wu dkk., 2015. Analisis bibliometrik tentang jenis-jenis tanah longsor dari data United States Geological Survey USGS melalui database SCOPUS juga telah dilakukan menggunakan perangkat lunak VOSviewer versi Carrión-Mero dkk., 2021. Berbagai penelitian terkait tanah longsor yang ditinjau di Indonesia telah banyak dipublikasikan baik secara nasional maupun internasional. Secara nasional data kejadian bencana tanah longsor dapat diakses melalui situs BNPB, 2021. Jumlah kejadian tanah longsor di Indonesia selama rentang 10 tahun terakhir memiliki tren yang meningkat Muchlian dkk., 2022. Tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis bibliometrik terhadap tanah longsor di Indonesia berdasarkan bidang ilmu sains dan teknik. Dengan analisis tersebut dapat dipetakan bentuk sebaran tinjauan ilmiah tanah longsor yang memungkinkan peneliti selanjutnya untuk melihat pendekatan baru pada ruang lingkup penelitian terkait tanah longsor di Indonesia. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Analisis bibliometrik digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk menyaring dan mengelompokkan penelitian tanah longsor. Secara umum penelitian ini terdiri atas tiga tahapan. Tahap pertama yaitu pengumpulan data penelitian. Tahapan penelitian ini menggunakan perangkat lunak Publish or Perish 7 dengan sumber karya ilmiah dari basis data google scholar. Jenis publikasi yang digunakan adalah jurnal, prosiding dan tesis. Kata kunci yang digunakan adalah “tanah longsor” dan “lereng” dengan rentang tahun yang dibatasi dari 2011 sampai 2021. Artikel yang telah dikumpulkan selanjutnya disortir berdasarkan bidang rumpun ilmu sains dan teknik, selanjutnya diunduh dalam format RIS Reasearch Information Systems dan format .csv yang dikonversi dalam format microsoft excel untuk mengelompokkan berdasarkan tahun penerbitan. Tahap kedua adalah memvisualkan bibliografi yang diperoleh pada tahap pertama. Perangkat lunak yang digunakan adalah VOSviewer Dokumen jurnal, prosiding dan tesis yang telah disimpan dalam format RIS digunakan secara bersamaan untuk menghasilkan visualisasi jaringan penelitian berdasarkan kata kunci dan visualisasi jaringan penelitian berdasarkan co-citation. Dalam prosesnya penelitian tunggal yang tidak memiliki jaringan penelitian diabaikan dan hasil visualisasi jaringan yang telah dihasilkan disimpan dalam format .jpg. Tahap ketiga adalah analisis hasil penelitian. Data visualisasi hasil penelitian tahap 2 dianalisis untuk membaca bagaimana sebaran kluster penelitian tanah longsor terkait kata kunci Meli Muchlian DOI Tren Penelitian Tanah Longsor … dan co-citation yang telah dihasilkan. Analisis yang dihasilkan dapat digunakan untuk mementukan kebaruan dalam topik penelitian tanah longsor selanjutnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Sepanjang tahun 2011 sampai 2021 topik penelitian tanah longsor dengan kata kunci tanah longsor dan lereng dalam bidang sains dan teknik menghasilkan 357 dokumen yang terdiri dari jurnal, prosiding dan tesis. Selama periode tersebut berbagai topik tentang tanah longsor dan lereng ditinjau dari berbagai sisi dalam bidang sains dan teknik. Setiap tahunnya jumlah artikel yang dihasilkan mengalami peningkatan, ini sebanding dengan jumlah kejadian bencana tanah longsor di Indonesia yang juga mengalami tren yang naik sehingga dapat dibuat hubungan bahwa kejadian tanah longsor memiliki masalah yang penting untuk dicarikan solusinya. Perkembangan jumlah dokumen setiap tahunnya dipaparkan pada Gambar 1. Gambar 1. Pertumbuhan jumlah karya ilmiah tentang tanah longsor Konstruksi peta bibliometrik tergantung pada apa yang ditetapkan dalam metodologi. Gambar 2 menunjukkan kata kunci yang digunakan penulis di Indonesia. Terdapat ada kesamaan penggunaan kata kunci dan menghasilkan lima 5 kelompok pengelompokan berdasarkan warna yang sama. Kata kunci yang digunakan pada kluster pertama merah yaitu landslide, slope, slope stability, stability, study. Kelompok ke dua hijau menggunakan kata kunci air, analisis, batuan penyusun lereng, jalan dan massa tanah. Kelompok ke tiga biru menggunakan kata kunci air tanah, dimensi, kestabilan lereng, longsoran lereng dan muka air tanah. Kelompok ke empat kuning menggunakan kata kunci analysis, area, Indonesia, probabilitas dan soil. Kelompok ke lima ungu menggunakan kata kunci bencana tanah, kabupaten dan mitigasi bencana. Analisis co-citation dapat digunakan untuk mengeksplorasi hubungan antar dokumen, mengetahui basis pengetahuan dan struktur perkembangan suatu bidang ilmu. Ketika sebuah dokumen sering dikutip dalam sebuah publikasi lainnya, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat, sehingga memudahkan dalam mempertimbangkan artikel tersebut dalam bidang penelitian yang sama, namun dalam situasi tertentu bisa juga sebaliknya. Gambar 3 menunjukkan jaringan penulis bersama menggunakan perangkat lunak VOSviewer Jaringan yang terbentuk mewakili nama penulis, terkait topik dan bidang keahlian. Jaringan peneliti tersaji dalam dua belas 12 kelompok, dengan 37 penulis dengan 2 kutipan bersama. Kelompok 1 warna merah terdiri dari 7 penulis. Studi dalam kelompok ini fokus pada area penelitian tanah longsor terkait risiko tanah longsor, nilai faktor aman lereng dan kestabilan lereng Albar dkk., 2021; Amrullah dkk., 2019; Giffari dkk., 2020; Prasetyo dkk., 2020; Rusni dkk., Meli Muchlian DOI Tren Penelitian Tanah Longsor … 2019; Sophian & Muslim, 2018. Penelitian ini bisa digolongkan pada penelitian tentang kestabilan lereng karena masih berfokus pada analisis awal. Kelompok 2 warna hijau terdiri dari 5 penulis. Studi dalam kelompok ini berfokus pada pengaruh muka air tanah, getaran dan Geological Strength Index GSI terhadap stabilitas lereng Aulia dkk., 2019; Sophian & Muslim, 2018; Vickyla dkk., 2019. Penelitian pada kelompok ini mulai mengunakan kata pengaruh faktor terhadap stabilitas lereng. Namun faktor yang dimaksud masih dari internal tanah lereng tersebut. Kelompok 3 warna biru terdiri dari 4 penulis. Studi dalam kelompok ini berfokus pada pengaruh intensitas curah hujan dan beban gempa terhadap stabilitas lereng, mengkaji jenis tanah vulkanik dan batuan potensi tanah longsor yang terjadi Darajaat dkk., 2020; Iqbal dkk., 2020; Permana dkk., 2020; Widisaputra dkk., 2020. Penelitian pada kelompok ini mulai mengunakan faktor luar dan uji dan analisis pada tanah lereng. Kelompok 4 warna kuning terdiri dari 4 penulis. Studi dalam kelompok ini berfokus pada nilai koefisien gempa horizontal terhadap keamanan lereng dan pemetaan zona kerentanan tanah longsor Hassanusi dkk., 2021; Shobari dkk., 2019. Penelitian pada kelompok ini mulai mengunakan faktor yang lebih spesifik terhadap keamanan lereng. Gambar 2. Visualisasi jaringan kata kunci dengan menetapkan warna untuk setiap kluster Gambar 3. Visualisasi jaringan co-citation pada setiap kluster Meli Muchlian DOI Tren Penelitian Tanah Longsor … Pengelompokan berikutnya kelompok 5 warna ungu yang terdiri dari 4 penulis. Studi dalam kelompok ini berfokus pada pengaruh muka indeks geomorfik, air tanah dan beban gempa yang dikaitkan dengan faktor keamanan lereng Muslim dkk., 2021; Nugraha dkk., 2020; Ramadhian dkk., 2019. Penelitian pada kelompok ini masih memiliki kemiripan dengan kelompok 3 sebelumnya. Kelompok 6 warna biru muda terdiri dari 3 penulis. Studi dalam kelompok ini berfokus pada perancangan lereng yang stabil Purwaningsih dkk., 2020; Sidiq dkk., 2017. Penelitian pada kelompok ini merupakan kelanjutan dari penelitian pada kelompok 1 sampai 5. Kelompok 7 warna jingga terdiri dari 3 penulis. Studi dalam kelompok ini berfokus pada kajian geologi tanah longsoran pegunungan. Kelompok 8 warna jingga terdiri dari 2 penulis. Studi dalam kelompok ini berfokus pada kajian evaluasi kestabilan lereng Aprilia dkk., 2019. Kelompok 9 warna merah muda terdiri dari 2 penulis. Studi dalam kelompok ini berfokus pada kajian perencanaan lereng bangunan air Aulia dkk., 2019. Kelompok 10, 11 dan 12 masing-masing terdiri dari 1 penulis yang tinjauan masih terkait stabilitas lereng Pradana, 2013; Putranto dkk., 2019; Yusripar dkk., 2021. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Analisis blibiometrik dapat digunakan untuk menganalisis karya ilmiah bidang penelitian tanah longsor berdasarkan klasifikasi yang disesuaikan dengan kata kunci yang digunakan. Hal ini membantu dalam eksplorasi dan analisis struktur penelitian yang dipublikasikan di Indonesia. Meningkatnya jumlah kejadian tanah longsor beberapa tahun belakangan erat kaitannya dengan perkembangan informasi dan perkembangan jumlah penelitian tanah longsor dalam bidang sains dan teknik. Dengan pemaparan kata kunci dan co-citation terkait artikel dapat ditemukan kebaruan dari topik yang akan diteliti selanjutnya sebagai pengembangan penelitian terkait tanah longsor. Saran Analisis blibiometrik dapat digunakan untuk menganalisis perkembangan topik penelitian. Pengembangan untuk penelitian berikutnya adalah menggunakan kata kunci yang lebih spesifik untuk skala internasional pada penelitian terkait tanah longsor. Dengan demikian, bisa digunakan untuk menentukan kebaruan novelty penelitian berikutnya. REFERENSI Abeykoon, T., Gallage, C., Dareeju, B., & Trofimovs, J. 2018. Real-Time Monitoring and Wireless Data Transmission to Predict Rain-Induced Landslides In Critical Slopes. Australian Geomechanics Society, 53 3, 26. Albar, M., Zakaria, Z., & Sophian, R. 2021. Rasio Perubahan Nilai Faktor Keamanan Terhadap Perolehan Stripping Ratio pada Tambang Batubara. Geoscience Journal. Amrullah, M., Zakaria, Z., & Sophian, R. 2019. Optimisasi Kestabilan Lereng Tunggal Lapisan Overburden Rencana Tambang Mahayung Dengan Pendekatan Probabilistik. Aprilia, J., Muslim, D., Zakaria, Z., & Tedy, O. 2019. Evaluasi Kestabilan Lereng Tambang Batubara PIT “XY” menggunakan Metode Kesetimbangan Batas PT. BUKIT ASAM Tbk. Geoscience Journal. Aulia, S., Zakaria, Z., & Shopian, R. 2019. Pengaruh Getaran Terhadap Kestabilan Lereng Untuk Rencana Pembangunan Embung di Daerah Desa Cileles, Jatinangor. Geoscience Journal. BNPB. 2021. Data Informasi Bencana Indonesia. Meli Muchlian DOI Tren Penelitian Tanah Longsor … Bruggers, D., Skinner, R., & Rudolph, R. W. 2011. Landslide Mitigation at Eden Canyon Road in Alameda County, California. C, 3706–3715. Carrión-Mero, P., Montalván-Burbano, N., Morante-Carballo, F., Quesada-Román, A., & Apolo-Masache, B. 2021. Worldwide Research Trends in Landslide Science. International Journal of Environmental Research and Public Health, 1818, Art. 18. Chakraborty, A., & Goswami, D. 2018. Three-dimensional 3D slope stability analysis using stability charts. International Journal of Geotechnical Engineering, 15. Darajaat, M., Iqbal, P., Zakaria, Z., & Muslim, D. 2020. Pengaruh Intensitas dan Durasi Hujan Terhadap Kestabilan Lereng Tanah Residual Vulkanik di Jalur Liwa-Kemuning, Lampung. Geoscience Journal. Dijkstra, T., Dixon, N., Crosby, C., Frost, M., Gunn, D., Fleming, P., & Wilks, J. 2014. Forecasting infrastructure resilience to climate change. Proceedings of the Institution of Civil Engineers - Transport, 1675, 269–280. Gaviria-Marin, M., Merigo, J. M., & Popa, S. 2018. Twenty years of the Journal of Knowledge Management A bibliometric analysis. Journal of Knowledge Management, 228, 1655–1687. Giffari, F., Zakaria, Z., & Sophian, R. 2020. Kajian Kestabilan Lereng Highwall dengan Metode Kesetimbangan Batas dan Probabilistik pada PIT Muara Tiga Besar Utara PT. Bukit Asam Tbk. Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Geoscience Journal. Hassanusi, A., Muslim, D., & Khoirullah, N. 2021. Zona Kerentanan Gerakan Tanah Berdasarkan Metode Indeks Storie Pada Daerah Gajahmungkur dan Sekitarnya, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Geoscience Journal. Iqbal, P., Muslim, D., Zakaria, Z., & Permana, H. 2020. Geotechnical characteristics of volcanic red clay soil related to geoengineering problem in sekincau, sumatra, Indonesia. International Journal of …. Keathley-Herring, H., Van Aken, E., Gonzalez-Aleu, F., Deschamps, F., Letens, G., & Orlandini, P. C. 2016. Assessing the maturity of a research area Bibliometric review and proposed framework. Scientometrics, 1092, 927–951. Motsi, P. K., Mapekula, L., Kalumba, D., & Chibvura, C. 2019. Slope Stability Monitoring and Early-Warning System for Kariba Dam South Bank Slope. Geo-Congress 2019, 86–95. Muchlian, M., Honesti, L., & Roza, A. 2022. Analisis Trend Risiko Bencana Tanah Longsor di Indonesia. Seminar Nasional Riset & Inovasi Teknologi, 11, Art. 1. Muslim, G., Muslim, D., & Zakaria, Z. 2021. Asosiasi Indeks Geomorfik dengan Karakteristik Gerakan Tanah pada Daerah Liwa dan Sekitarnya, Kabupaten Lampung Barat, Indonesia. Geoscience Journal. Nugraha, A., Zakaria, Z., & Muslim, D. 2020. Pengaruh Muka Airtanah dan Beban Getaran terhadap Faktor Keamanan Lereng Studi Kasus Lereng di Citatah, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. Geoscience Journal. Meli Muchlian DOI Tren Penelitian Tanah Longsor … Permana, R., Buana, A., & Akmam, A. 2020. Using the Schlumberger configuration resistivity geoelectric method to estimate the rock structure at landslide zone in Malalak agam. Petley, D. 2012. Global patterns of loss of life from landslides. Geology, 4010, 927–930. Pradana, B. 2013. Analisis Kestabilan Lereng pada Perencanaan Pembangunan Tanggul Kali Semarang, Jawa Tengah. Prasetyo, M., Zakaria, Z., & Sophian, R. 2020. Hubungan Tinggi dan Sudut Lereng Terhadap Potensi Longsor Yang Diindikasikan Oleh Faktor Keamanan pada Lereng Tunggal. Geoscience Journal. Purwaningsih, R., Sophian, R., & Mulyo, A. 2020. Desain Lereng Stabil Dengan Menggunakan Metode Probabilistik Pada Low Wall Pit Y, PT. Pamapersada Nusantara Site Kideco, Kalimantan Timur. Query date 2022-12-10 084433. Putranto, D., Zakaria, Z., & Muslim, D. 2019. Penilaian Resiko Longsor untuk Stabilitas Lereng berdasarkan Metode Probabilitas Monte Carlo Studi Kasus Lingkar 3, Tambang Air Laya, Kecamatan Lawang Kidul, Muara Enim, Sumatra Selatan. Geoscience Journal. Ramadhian, R., Zakaria, Z., Muslim, D., & ... 2019. Pengaruh Muka Air Tanah terhadap Sudut Lereng Stabil pada PIT “X” PT. Borneo Indobara, Kalimantan Selatan. Rusni, S., Sophian, R., & Zakaria, Z. 2019. Probabilitas Longsor Pada Lereng Tambang Batubara Terbuka Sisi Sidewall Selatan Pit X, Kalimantan Selatan. Geoscience Journal, Query date 2022-12-10 084433. Shobari, A., Jabbari, M. I., & Khoirullah, N. 2019. Hubungan Nilai Koefisien Gempa Horizontal Kh Dengan Nilai Safety Factor Fs Daerah Cilengkrang, Jawa Barat. Sidiq, M., Zakaria, Z., & Mulyo, A. 2017. Rancangan Terasering untuk Stabilisasi Lereng pada Tambang Nikel Laterit. Geoscience Journal. Sophian, R., & Muslim, D. 2018. Pengaruh Geological STrength Index GSI Terhadap Nilai Faktor Keamanan Melalui Simulasi Kestabilan Lereng Tambang, Kecamatan Batu Kajang, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Geoscience Journal. Vickyla, M., Sophian, I., & Muslim, D. 2019. Pengaruh Muka Air Tanah terhadap Kestabilan Lereng Tambang X. Geoscience Journal. Widisaputra, R., Zakaria, Z., Sophian, R., & Iqbal, P. 2020. Pengaruh Beban Gempa terhadap Kestabilan Lereng Tanah Daerah Liwa dan Sekitarnya, Kabupaten Lampung Barat, Lampung. Query date 2022-12-10 084433. Wu, X., Chen, X., Zhan, F. B., & Hong, S. 2015. Global research trends in landslides during 1991–2014 A bibliometric analysis. Landslides, 126, 1215–1226. Yusripar, M., Muslim, D., & Zakaria, Z. 2021. Pengaruh Tinggi Muka Air Tanah dan Getaran Kendaraan terhadap Kestabilan Lereng Studi Kasus Lereng Spillway Proyek Bendungan Meli Muchlian DOI Tren Penelitian Tanah Longsor … Ciawi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Geoscience Journal. Zhou, J., Cui, P., & Yang, X. 2013. Dynamic process analysis for the initiation and movement of the Donghekou landslide-debris flow triggered by the Wenchuan earthquake. Journal of Asian Earth Sciences, 76, 70–84. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this are generated by natural causes and by human action, causing various geomorphological changes as well as physical and socioeconomic loss of the environment and human life. The study, characterization and implementation of techniques are essential to reduce land vulnerability, different socioeconomic sector susceptibility and actions to guarantee better slope stability with a significant positive impact on society. The aim of this work is the bibliometric analysis of the different types of landslides that the United States Geological Survey USGS emphasizes, through the SCOPUS database and the VOSviewer software, for the analysis of their structure, scientific production, and the close relationship with several scientific fields and its trends. The methodology focuses on i search criteria; ii data extraction and cleaning; iii generation of graphs and bibliometric mapping; and iv analysis of results and possible trends. The study and analysis of landslides are in a period of exponential growth, focusing mainly on techniques and solutions for the stabilization, prevention, and categorization of the most susceptible hillslope sectors. Therefore, this research field has the full collaboration of various authors and places a significant focus on the conceptual evolution of the landslide study of physical, mechanical, and mineralogy characterization of volcanic red clay soil in the Sekincau Sub-District, West Lampung, Indonesia to obtain the genetic and soil engineering characterization related to the geoengineering problem. The method of this study is the Geotechnical laboratory method, XRD, and SEM method. The results of the analysis show that the volcanic red clay soil in the study area is residual soil produced from the weathering of volcanic rocks composed of felsic minerals in tropical environments. This soil is clayey silt MH, loose, easily eroded, has the specific gravity water content water saturation porosity the liquid limit value of a plasticity index value of permeability has cohesion less than 1 Mpa, and an internal friction less than < 30 o. Quartz, halloysite, kaolinite, and montmorillonite are the clay minerals that can be found in this soil. It can be concluded that volcanic red clay soil in the study area is easy to landslide during the rainy deformation processes observed on slow moving landslides are attributed to non-uniform shear surfaces, hydrogeology, rock mass heterogeneity, and uncertainties associated in the determination of the predominant slope failure mechanisms. Effective early warning systems must have a good monitoring system and be designed on sound scientific and mathematical principles. Social, environmental, and economic implications of impending disaster should motivate and determine the accuracy of these systems. Analysis was made of points to consider in designing a monitoring and early warning system for the active landslide on Kariba Dam south bank slope. These considerations included geological conditions, landslide kinematics, and risk scenarios. Displacement and deformation threshold definitions that allow enough time for evacuation of wild life and people that live downstream Kariba Dam are paramount. Potential landslide triggers, that are useful in threshold definition, were identified. The existing monitoring system was modified to take into account strain rates in critical sections of the slope. It will take both a well-designed system and easy to implement evacuation procedure to protect the populace that is susceptible to the imminent In 2017, the Journal of Knowledge Management JKM celebrates its 20th anniversary. This study aims to show an updated analysis of their publications to provide a general overview of the journal, focusing on a bibliometric analysis of its publications between 1997 and 2016. Design/methodology/approach The methodology involves two procedures a performance analysis and a science mapping analysis of JKM. The performance analysis uses a series of bibliometric indicators such as h-index, productivity and citations. This analysis considers different dimensions, including papers, authors, universities and countries. VOSviewer software is used to carry out the mapping of science of JKM, which, based on the concurrence of key words and co-citation points of view, seeks to graphically analyze the structure of the references of this journal. Findings There is a positive evolution in the number of publications although with certain oscillations, which shows a growing interest in publishing in JKM. The USA and the UK lead the publications in this journal, although at a regional level, Europe is the most productive. The low participation of emerging economies in JKM is also observed. Practical implications The paper will identify the leading trends in the journal in terms of papers, authors, institutions, countries, journals and keywords. This study is useful for obtaining a quick snapshot of what is happening in the journal. Originality/value From the historical record of JKM publications, this study presents an exclusive bibliometric analysis of its publications until 2016 and identifies its main of slopes is a very serious issue in the field of geotechnical engineering. The analysis and design of failing slopes requires a thorough knowledge of the failure mechanism in order to choose the right slope stability analysis method. The two-dimensional 2D slope stability methods are very common to the engineers because of the simplicity in their assumptions. As a result the analysis results vary greatly between the different analysis methods. The importance of three-dimensional 3D slope stability analysis greatly increased where the geometry of the problem becomes complex which makes it very difficult to solve using 2D analysis. A lot many 2D slope stability methods were extended to 3D methods since 1970s based on limit equilibrium LE and finite element approaches. In this paper, slopes were analysed using 3D limit equilibrium method LEM using SLIDE3 software having different geometry and soil parameters and finally stability charts were prepared to calculate the FOS of the slopes. It is found that the slope stability factor can be read from the stability charts without the need for recent years, many disciplines have begun to adopt more systematic and standardized approaches to evaluate the impact and development of a research area with a stronger emphasis on quantitative techniques. In particular, identifying and analyzing the published literature have become important exercises for many disciplines and methods such as systematic literature review and bibliometric analysis have become more regularly used to obtain a deeper understanding of a research area. One concept that is of particular interest is the maturity, or level of development, of a research area. While this concept has been mentioned in many works, it has not yet been formalized, resulting in a lack of consensus concerning the definition of research area maturity and analysis techniques to assess maturity. Therefore, most assessments of research area maturity consider only a subset of the possible criteria with significant differences in the metrics and analyses used among different disciplines. Due to the inconsistencies in the definition and assessment of this concept, a comprehensive synthesis of this literature area is needed. This paper presents the results of a study to identify and analyze the literature, define the maturity of a research area, and synthesize the criteria for assessing maturity. The results are used to develop a generalized maturity assessment framework that establishes a comprehensive set of criteria, which can be adapted for use across a variety of research WuXueye ChenF. Benjamin ZhanSong HongA bibliometric analysis was conducted to evaluate landslide research from different perspectives during the period 1991–2014 based on the Science Citation Index-Expanded and Social Sciences Citation Index databases. Based on a sample of 10,567 articles that were related to landslides, the bibliometric analysis revealed the scientific outputs, science categories, source titles, global geographical distribution of the authors, productive authors, international collaborations, institutions, and temporal evolution of keyword frequencies. Landslide-related research has undergone notable growth during the past two decades. Multidisciplinary Geosciences, Geological Engineering, and Water Resources were the three major science categories, and Geomorphology was the most active journal during the surveyed period. The major author clusters and research regions are located in North America, Western Europe, and East Asia. The USA was a leading contributor to global landslide research, with the most independent and collaborative articles, and its dominance was also confirmed in the national/regional collaboration network. The Chinese Academy of Sciences, US Geological Survey, and Italian National Research Council were the three major contributing institutions. Guzzetti F from the Italian National Research Council was the most productive author, with the most high-quality articles. A keyword analysis found that landslide susceptibility assessment, rainfall- and earthquake-induced landslide stability, and effective research technologies and methods were consistent topics that attracted the most attention during the study period. Several keywords, such as “landslide susceptibility”, “earthquake”, “GIS”, “remote sensing”, and “logistic regression”, received dramatically increased attention during the study period, possibly signalling future research Donghekou landslide-debris flow was a remarkable geological disaster triggered by the Wenchuan earthquake in 2008. The dynamic process of a rapid landslide-debris flow is very complicated and can be divided into two aspects the slope dynamic response of the earthquake and the mass movement and accumulation process. A numerical method combined with a finite difference method FDM and discrete element method DEM for simulation of landslide-debris flow under seismic loading is presented. The FDM and DEM are coupled through the critical sliding surface, initiation time and velocity. The dynamic response of the slope is simulated by the finite difference method, and critical sliding surface is determined using the earthquake response spectrum method. The landslide initiation time and the velocity are determined by time-history analysis. The mass movement and accumulation process is simulated using the discrete element method. Simulation results demonstrate that the maximum amplification coefficient of dynamic acceleration for the Donghekou slope is approximately the initiation time of landslide is approximately s, and the average initial velocity of the sliding mass is approximately m/s. The failure of the slope is the result of elevation-orientated amplification effect and the sliding mass triggered with a small initial velocity. The numerical simulated result of the maximum sliding velocity is approximately m/s, and the mass is disintegrated rapidly because of collision and free fall. The landslide velocity decreases when the flowing mass reaches a lower slope angle and gradually comes to a stop, and the total travel distance is approximately 2400 N. PetleyGlobal loss of life from landslides is poorly quantified. A global data set of fatalities from nonseismically triggered landslides that resulted in loss of life between 2004 and 2010 permits for the first time proper quantification of impacts and spatial distributions. In total, 2620 fatal landslides were recorded worldwide during the 7 yr period of the study, causing a total of 32,322 recorded fatalities. These total numbers of landslides and victims are an order of magnitude greater than other data sets have indicated, but analysis of the data suggests that it may still slightly underestimate the true human costs. The majority of human losses occur in Asia, especially along the Himalayan Arc and in China. This geographical concentration dominates the annual landslide cycle, which peaks in the Northern Hemisphere summer months. Finally, numbers of fatalities per event show a fat-tailed power law distribution, with the density of landslides being moderately correlated with the population density on a national BruggersR. SkinnerR. William RudolphThe Eden Canyon Road landslide is a deep-seated, 150-m 500-ft long, 50-m 160-ft wide landslide that affected approximately 50 m 160 ft of roadway. The slide, activated by heavy rainfall during winter 2006, was consequently evaluated through field exploration, including drilling and sampling of test borings, downhole logging of 60-cm 24-in diameter borings, and installing an inclinometer. The slide plane was estimated to be at a depth of 12 m 40 ft below the roadway. Upslope, numerous areas of seepage were observed within the landslide area and slow seepage was observed from the sidewalls of the borings. Groundwater was observed in the exploratory borings at depths of about 6 m 20 ft. The active landslide was associated with the reactivation of a portion of an older, dormant landslide. Complete repair of the active landslide was ruled out for several reasons. Mitigation included horizontal drains up to 185 m 600 ft long and a gravity buttress. The gravity buttress was an innovative system of counterfort subsurface walls of overlapping drilled shafts that were filled with cast-in-place concrete. The drilled shafts were approximately 1 m 3 ft in diameter and extended from about m 5 ft below the roadway surface to a depth of at least 3 m 10 ft below the base of the landslide.
1day ago · Search: Asal Susuk.Legenda Asal Mula Nama Kota Bandung Alkisah pada zaman dahulu kala di tanah pasundan, di pinggiran sungai Citarum hidup lah seorang kakek tua yang terkenal karena memiliki ilmu sakti mandraguna Asal-usul suatu daerah hingga saat ini masih berkembang Pengertian Filsafat Begitu banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu.

Connection timed out Error code 522 2023-06-16 112033 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d82a9476980b7fb • Your IP • Performance & security by Cloudflare

Homepage/ report text tentang tanah longsor dalam bahasa inggris. Tag: report text tentang tanah longsor dalam bahasa inggris. Artikel Teks Bahasa Inggris Tentang Fenomena Alam "AURORA" Lengkap Dengan Terjemahan dan Daftar Kosakata Baru. By Pustaka Bahasa Inggris Posted on March 19, 2019 November 2, 2019.
Analisis kejadian tanah longsor ini dilatarbelakangi oleh banyaknya bencana yang terjadi di Wonosobo. Tanah longsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di daerah pegunungan, khususnya desa Tieng yang ada di Wonosobo. Masyarakat di daerah tersebut diantisipasi untuk selalu waspada terhadap bencana tanah longsor yang selalu mengancam di saat datangnya musim hujan. Cara penanganan yang tepat saat dan setelah terjadinya bencana tanah longsor merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh warga masyarakat sekitar daerah kejadian tersebut. Teknik survei dipakai dalam menganalisis bencana tanah longsor yang ada di daerah Wonosobo ini. Banyak korban jiwa yang meninggal, luka-luka dan hilang akibat bencana tanah longsor ini. Mitigasi bencana tanah longsor yang dilakukan pemerintah dan warga masyarakat sekitar bencana yang juga dibantu oleh para pecinta alam adalah dengan melakukan reboisasi dengan tanaman yang bisa menyerap banyak air dan menahan tanah supaya tidak longsor lagi. Kegiatan reboisasi ini disampaikan oleh pemerintah ke warga masyarakat sekitar kejadian tanah longsor melalui kegiatan penyuluhan tanggap bencana. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free P-ISSN 2442-9910E-ISSN 2548-642XS P E K T R A Jurnal Kajian Pendidikan Sains52 2019DOI BENCANA TANAH LONGSOR SERTA MITIGASINYAFatiatun1*, Firdaus1, Sri Jumini1, Nugroho Prasetya Adi11 Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Qur’an, Mojotengah,56351, Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia*fatia Handphone 085329632436Dikirimkan 26/09/2019. Diterima 30/09/2019 Dipublikasikan 12/10/2019Abstrak Analisis kejadian tanah longsor ini dilatarbelakangi oleh banyaknya bencana yang terjadi di Wonosobo. Tanahlongsor merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di daerah pegunungan, khususnya desa Tieng yang adadi Wonosobo. Masyarakat di daerah tersebut diantisipasi untuk selalu waspada terhadap bencana tanah longsoryang selalu mengancam di saat datangnya musim hujan. Cara penanganan yang tepat saat dan setelah terjadinyabencana tanah longsor merupakan hal yang sangat penting dimiliki oleh warga masyarakat sekitar daerahkejadian tersebut. Teknik survei dipakai dalam menganalisis bencana tanah longsor yang ada di daerahWonosobo ini. Banyak korban jiwa yang meninggal, luka-luka dan hilang akibat bencana tanah longsor bencana tanah longsor yang dilakukan pemerintah dan warga masyarakat sekitar bencana yang jugadibantu oleh para pecinta alam adalah dengan melakukan reboisasi dengan tanaman yang bisa menyerap banyakair dan menahan tanah supaya tidak longsor lagi. Kegiatan reboisasi ini disampaikan oleh pemerintah ke wargamasyarakat sekitar kejadian tanah longsor melalui kegiatan penyuluhan tanggap Kunci Tanah longsor, Mitigasi bencanaPENDAHULUANIndonesia termasuk dalam daerah tropisyang mempunyai curah hujan tinggi dantopografi yang bervariasi [1]. Banyak bencanaseperti letusan gunung api, gempa bumi, tanahlongsor dan banjir yang terjadi di Indonesiaberdasarkan geologis, geomorfologis danklimatologis. Bencana-bencana tersebutdisebabkan oleh faktor alam dan juga satu bencana yang sering terjadi didaerah Wonosobo yang memiliki kondisikemiringan lereng yang curam dan didominasioleh pegunungan dan perbukitan yaitu tanahlongsor. Tanah longsor merupakan pergerakantanah, batuan, kerikil atau percampurankeduanya yang menuruni lereng akibat dariterganggunya kestabilan tanah [2]. Proses terjadinya tanah longsor yaitudimulai dengan peresapan air ke dalam tanahyang mengakibatkan penambahan bobot air yang meresap ke dalam tanah tersebutsampai ke tanah yang kedap air bidanggelincir, maka akan menjadikan kondisi tanahmenjadi licin. Oleh karena itu, tanah pelapukanyang ada di atasnya akan menjadi rentanterjadi longsor [3]. Pada umumnya, tanahlongsor disebabkan oleh tiga hal. Diantaranyayaitu faktor dakhil, kondisi luar dari suatumedan dan faktor pemicu lainnya [4]. Adapun struktur geologi, permeabilitastanah dan kedalaman pelapukan batuantermasuk dalam faktor dakhil. Sementara itu,kemiringan, penggunaan lahan dan banyaknyadinding terjal ini masuk dalam kategoripenyebab tanah longsor yang dari kondisi luarsuatu medan [5]. Faktor pemicu lainnya yaitu134 S P E K T R A Jurnal Kajian Pendidikan Sains 52 2019adanya curah hujan tinggi dan terjadinyagempa bumi. Berdasarkan hal-hal tersebut,pada dasarnya tanah longsor itu disebabkanoleh dua faktor utama yaitu faktor alam danmanusia [6].Ada 15 kecamatan yang ada di Wonosobodan ada sekitar 100 desa di dalamnya yangmasuk dalam daerah rawan tanah pemetaan yang dilakukan olehbadan penanggulangan bencana daerahBPBD dan kesatuan bangsa, politik danperlindungan masyarakat kesbangpolinmasmenyatakan bahwa ada 4 desa yang rawanlongsor di kecamatan Sapuran. Desa-desa yangrawan longsor lainnya yaitu 7 desa dikecamatan Kertek, 7 desa di kecamatanWonosobo, 5 desa di kecamatan Kepil, 14 desadi kecamatan Kaliwiro, 4 desa di Selomerto, 7desa di kecamatan Sukoharjo, 11 desa diWadaslintang, 10 desa di kecamatanWatumalang, 6 desa di kecamatan Leksono, 4desa di kecamatan Kalikajar, 6 desa dikecamatan Kejajar, 4 desa di kecamatanGarung, 6 desa di kecamatan Mojotengah dan5 desa di kecamatan Kalibawang. Salah satu daerah rawan longsor tersebutyaitu kecamatan kejajar. Lahan di daerahtersebut rata-rata tergolong curam dan banyakdimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Padatahun 1985-1995 di daerah kejajar ini sangatpesat penanaman kentang yang tidak mengenalmusim [7]. Berdasarkan hal tersebut, banyakwarga masyarakat kejajar yang inginmengubah lahan pertanian menjadi lahankentang dan juga melakukan pembukaan hutan[8]. Banyak pohon besar ditebang dalampembukaan lahan baru ini dan digantikandengan tanaman kentang. Hal inimengakibatkan infiltrasi dan intersepsi airhujan semakin berkurang sehingga potensiterjadinya tanah longsor semakin besar. Oleh karena itu, bencana tanah longsor iniselalu terjadi hampir setiap tahun. Salahsatunya terjadi pada bulan Januari tahun 2010di desa Tieng, Kejajar dengan korbanmeninggal sejumlah 6 orang [9]. Sekitarsetahun kemudian pada bulan Desember tahun2011 juga terjadi bencana tanah longsor yanglebih parah. Bencana tanah longsor ini diringidengan banjir bandang dan longsoran kecil lainyang membahayakan warga bencana tanah longsor yangterjadi tersebut, perlu adanya mitigasi yangharus dilakukan oleh pemerintah danmasyarakat sekitar. Mitigasi bencana tersebutperlu dilakukan saat terjadinya bencana, dansetelah bencana tanah longsor tersebut ini dilakukan untuk mengantisipasibencana tanah longsor susulan dan akibat yangditimbulkan dari bencana tersebut. Mitigasi bencana itu dapat dibagi menjadidua jenis, yaitu mitigasi struktural dan non-struktural [10-11]. Mitigasi struktural meliputipembuatan infrastruktur yang kuat yang dapatmeminimalisasi dampak dari tanah tanah longsor dan pelatihan kepadamasyarakat pada daerah rawan tanah longsormengenai mitigasi-mitigasi yang harusdiakukan saat terjadi dan setelah terjadinyabencana tanah longsor ini termasuk dalamkategori mitigasi umumnya ada lima tahapan mitigasibencana tanah longsor yaitu meliputipemetaan, penyelidikan, pemeriksaan,pemantauan dan sosialisasi [10, 12]. Tahappemetaan ini sangat penting dilakukan dengantujuan untuk mengetahui daerah-daerah manasaja yang termasuk dalam rawan bencana tanahlongsor. Setelah itu, tahap penyelidikan danpemeriksaan juga sangat penting dalammempelajari penyebab dan dampak yangditimbulkan dari bencana tersebut [13]. Hasil 135 S P E K T R A Jurnal Kajian Pendidikan Sains 52 2019dari penyelidikan dan pemeriksaan ini akansangat berguna dalam penanggulanganbencana dan pengembangan wilayahkedepannya. Setelah itu, daerah rawan bencanaini harus selalu dipantau setiap waktu dengantujuan untuk mengurangi dampak yang akanditimbulkan dari bencana tersebut. Tahapanyang terakhir yaitu sosialisasi yang harussecara rutin dilakukan oleh pihak pemerintahpusat ke pemerintah daerah dan tersebut dapat berupa poster,booklet atau penyampaikan secara langsungdari pemerintah ke warga masyarakat daerahrawan tanah longsor. METODEAnalisis bencana tanah longsor inidilakukan dengan metode survei untukmengetahui kondisi fisik di sampel dalam analisis bencanaini yaitu seluruh warga yang ada di desa Tieng,Kejajar, Wonosobo. Data yang dipakai dalamanalisis bencana tanah longsor ini berupapengetahuan masyarakat yang diperoleh darihasil wawancara perangkat desa dan wargasekitar yang terkena dampak dari bencanatanah longsor ini. HASIL DAN PEMBAHASANSecara geografis, desa Tieng yangmerupakan lokasi bencana tanah longsor yangtelah dilakukan survei lapangan terletak padakoordinat 109 56’ 15” BT dan 07 14’ 8,9” hasil survei yang telah dilakukan,bencana tanah longsor yang terjadi di lerenggunung Pakuwojo ini juga mengakibatkanterjadinya banjir bandang yang mengandungtanah hasil longsoran di sungai tanah longsor ini disebabkan olehhujan lebat yang menguyur daerah tersebut danberlangsung dari pagi hingga siang hari. Efek yang ditimbulkan dari bencana tanahlongsor yang juga mengakibatkan banjirbandang ini sangat banyak dan hingga adayang meninggal dunia. Diantara korbantersebut yaitu ada 11 orang meninggal duniadan beberapa orang banyak yang ditemukansebagian tubuhnya saja, 7 orang luka berat dan5 orang luka ringan. Selain itu, banyak jugainfrastruktur yang rusak seperti 13 buah rumahhanyut karena banjir bandang dan 14 rumahrusak berat. Ada sekitar 40 rumah disekitarnyayang juga terancam jadi korban jika ada tanahlongsor dan banjir bandang akibat tanahlongsor susulan. Ada sekitar ha lahankentang dan bawang yang rusak akibatbencana ini. Kondisi lereng gunung Pakuwojo yangterjadi longsor yaitu sebagian besar hutannyasudah gundul. Bagian tengah lereng gunungtersebut juga sudah dialihfungsikan olehmasyarakat sekitar menjadi lahan kebunkentang. Sementara lereng gunung Pakuwojobagian bawah dan lereng yang agak datardimanfaatkan warga sekitar menjadipemukiman yang dinamakan dusun hasil observasi, hampir semuabagian lereng gunung Pakuwojo dari bagianatas hingga kaki lereng gunung ini tidakdijumpai pohon atau tanaman yang memilikiakar kuat. Oleh karena itu, lereng gunung inisangat rawan terjadi tanah longsor karena tidakadanya pengikat tanah, sehinggamengakibatkan banyak korban jiwa dankerugian secara materil. Berdasarkan penyelidikan danpemeriksaan yang telah dilakukan oleh pusatvulkanologi dan mitigasi bencana geologiprovinsi Jawa Tengah, bagian lereng atasgunung Pakuwojo terdapat dua lokasi gerakantanah yang berdekatan. Diantaranya yaitugerakan tanah yang berupa longsoran bahanrombakan seperti lumpur, pasir dan kerikil 136 S P E K T R A Jurnal Kajian Pendidikan Sains 52 2019yang ketika terjadi longsor akan menutupibagian dasar kali Ngesong yang ada dibawahnya. Saat terjadi hujan lebat yangberlangsung lama akan mengakibatkan tanahlongsor dari lereng gunung ini yang kemudianmaterialnya akan menuju ke sungai danmengakibatkan banjir bandang. Jadi efek yang ditimbulkan dari tanahlongsor ini sangat besar karena sekaligus adabencana banjir bandang yang ditimbulkan daribencana tanah longsor ini. Posisi lereng sungaiyang terjal di bagian hulu juga merupakansalah satu penyebab dari adanya bencana banjirbandang yang sangat luar biasa efeknya. Posisilereng sungai inilah yang mengakibatkanbanjir bandang yang mengandung lumpur danmenimpa semua yang ada di bantaran maupunsekitar sungai. Berdasarkan hal tersebut, ada beberapamitigasi bencana yang dapat dilakukan yaitumitigasi struktural, non-struktural danpeminimalan resiko. Mitigasi struktural itudilakukan dengan mengurangi sudutkemiringan lereng dengan membuat sistemterasering. Selain itu, pembangunan dindingpenahan yang berasal dari batuan dan tanahjuga dibangun untuk mengurangi bencanatanah longsor dan efek yang mitigasi non-struktural, daerah rawanbencana tanah longsor ditandai dengan adanyarambu-rambu. Mitigasi non-struktural ini jugadilakukan dengan meningkatkan kesadaranmasyarakat daerah rawan tanah longsor. Halini dilakukan untuk mengetahui tanda-tandaakan terjadinya tanah longsor, penyebabnya,cara mengurangi dan mengatasi bahaya tanahlongsor. Mitigasi bencana yang terakhir yaitupeminimalisasi resiko dengan melakukanpenataan ulang dan pengalihan pemanfaatanlahan berdasarkan bencana tanah longsor yangtelah terjadi. Sebelum pelaksaan kegiatan ini,pnyusunan peta bahaya tanah longsor perludilakukan sebagai pedomannya. Mitigasi bencana yang dilakukan paascabencana tanah longsor di lereng gunungPakuwojo yang terletak di desa Tieng,kecamatan Kejajar, Wonosobo adalah denganmeminta warga masyarakat di daerah tersebutuntuk mengungsi. Warga masyarakat yangrumahnya rusak parah atau ringan dihimbauoleh pemerintah daerah Wonosobo untukmengungsi di tempat yang lebih aman sepertidi balai desa Tieng. Para warga masyarakatyang tidak memiliki tempat tinggal inimengungsi di balai desa tersebut sampaisekitar dua bulan. Setelah kejadian bencana tanah longsorini berbagai bantuan muncul dari berbagaipihak seperti bantuan dari pemerintah pusatnasional, daerah maupun dari bantuan pribadiwarga masyarakat sekitar. Dalam hal ini,pemerintah pusat memberikan bantuan kepadapara korban bencana tanah longsor beruparumah siap huni dengan ukuran 3x6 m2. Wargamasyarakat korban bencana yang menempatirumah bantuan ini hanya diminta untukmembayar sebesar 6 juta. Harga ini sangatterjangkau karena dengan harga segitu sudahdapat tanah beserta rumah yang siap huni danbisa dipakai sampai kapanpun dengan lokasiyang lebih warga masyarakat korban bencanatanah longsor yang rusak ringan juga tidakditempati lagi oleh pemilik rumah. Hal inidilakukan karena warga masyarakat khawatiraka nada tanah longsor susulan/bencanalainnya. Rumah-rumah tersebut hanyadimanfaatkan oleh warga untuk kandangternak. Selain itu, warga masyarakat yangterkena dampak bencana tanah longsor inibersama-sama melakukan reboisasi denganmenggunakan tanaman/pohon yang lebih bisamenyerap air dan menahan tanah dari 137 S P E K T R A Jurnal Kajian Pendidikan Sains 52 2019longsoran. Kegiatan reboisasi ini juga diadakandengan melakukan kerjasama dengan parapecinta alam. Dengan adanya bencana tanah longsoryang telah terjadi dan memakan banyak korbanjiwa sangat membuat warga masyarakat daerahtersebut trauma, terutama bagi anak-anak bencana ini ada anak kecil yanganggota keluarganya meninggal dunia hinggatiga orang. Hal inilah yang membuat traumabagi anak tersebut sampai sekarang. Olehkarena itu, mitigasi lain yang dilakukanpemerintah yaitu dengan melakukan sosialisasikepada warga masyarakat daerah bencana danpenyembuhan trauma bagi anak-anak pascabencana tanah longsor tersebut. PENUTUPSimpulanDesa Tieng adalah salah satu daerah diWonosobo yang rawan akan terjadinyabencana tanah longsor. Bencana tanah longsorini menyebabkan 11 korban meninggal, 7orang luka berat dan 5 orang luka itu, banyak juga infrastruktur yangrusak seperti 13 buah rumah hanyut karenabanjir bandang dan 14 rumah rusak berat. Adasekitar 40 rumah disekitarnya yang jugaterancam jadi korban jika ada tanah longsordan banjir bandang akibat tanah longsorsusulan. Ada sekitar ha lahan kentang danbawang yang rusak akibat bencana mitigasi bencana yang dilakukanuntuk mengatasi bencana tanah longsor iniyaitu dengan melakukan mitigasi, non-struktural dan peminimalisasi resiko dengan menggunakantanaman/pohon yang lebih bisa menyerap airdan menahan tanah dari longsoran jugadilakukan untuk mitigasi bencana tanahlongsor ini. Mitigasi lain yang dilakukan olehpemerintah yaitu dengan melakukan kegiatansosialisasi kepada warga masyarakat dan anak-anak korban bencana ini. Untuk anak-anak,penyembuhan trauma itu sangat penting karenaakan mempengaruhi kepribadiannya di masadepan. SaranAnalisis mitigasi bencana tanah longsor iniperlu dikembangkan lagi untuk daerah-daerahlain dengan kondisi lingkungan yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA[1]. Karyono, T. H. 2001. Wujud KotaTropis di Indonesia Suatu PendekatanIklim, Lingkungan dan Energi. DimensiTeknik Arsitektur. 291, 141-146. [2]. Cruden, D. M. 1991. A SimpleDefinition of a Landslide. Bulletin of theInternational of Engineering Geology,43.[3]. Sutarno. 2012. Studi KerentananGerakan Massa Batuan dan DaerahRawan Longsor Lahan di KabupatenPurworejo. Jurnal Ilmu Tanah danAgroklimatologi, 92, 131-137.[4]. Arsyad, U., Barkey, R., Wahyuni. DanMatandung, K. K. 2018. KarakteristikTanah Longsor di Daerah Aliran SungaiTangka. Jurnal Hutan dan Masyarakat,101, 203-214.[5]. Susanti, P. D., Miardini, A. dan Harjadi,B. 2017. Analisis Kerentanan TanahLongsor Sebagai Dasar Mitigasi diKabupaten Banjarnegara. JurnalPenelitian Pengelolaan Daerah AliranSungai, 11, 49-59.[6]. Juhadi, Setyaningsih, W. dan Kurniasari,N. 2016. Pola Perilaku Masyarakatdalam Pengurangan Resiko BencanaTanah Longsor di KecamatanBanjarwangu Kabupaten Banjarnegara 138 S P E K T R A Jurnal Kajian Pendidikan Sains 52 2019Jawa Tengah. Jurnal Geografi, 132,217-224.[7]. Munandar, A. 2016. Analisis UsahaTani Kentang di Desa SembunganKecamatan Kejajar KabupatenWonosobo Jawa Tengah. SPATIALWahana Komunikasi dan InformasiGeografi, 151, 34-39.[8]. Nugraha, S. B., Akhsin, B. dan Benardi,A. I. 2015. Pemanfaatan Teknologi Siguntuk Pemetaan Tingkat AncamanLongsor di Kecamatan Kejajar,Wonosobo. Jurnal Geografi, 122, 203-221.[9]. Wacano, D., Hadmoko, I. M., Nurohman, S.,Mujianto, Satriyo, A. 2013.Identifikasi Tipologi Longsor untukAnalisis Mitigasi Bencana di DusunSidorejo, Desa Tieng, Kejajar,Wonosono. Chapter Buku Seri BungaRampai, 99-107, ISSN 978-602-7797-25-3.[10]. Rahman, A. Z. 2015. Kajian MitigasiBancana Tanah Longsor di KabupatenBanjarnegara. Jurnal Manajemen danKebijakan Publik, 11.[11]. Mubekti dan Alhasanah, F. 2008.Mitigasi daerah Rawan Tanah LongsorMenggunakan Teknik Pemodelan SistemInformasi Geografis. Jurnal TeknikLingkungan, 92, 118-126.[12]. Ikqra. 2013. Analisis Bentuk LahanLandform untuk Penilaian Bahaya danRisiko Longsor di Pulau TernateProvinsi Maluku Utara. JurnalPenanggulangan Bencana, 42, 35-46.[13]. Awaliyah, N. Sarjanti, E. dan Suwarno.2014. Pengetahuan Masyarakat dalamMitigasi Bencana Banjir di Desa PenolihKecamatan Kaligondang KabupatenPurbalingga. Geoedukasi, 32, 92-95. 139 ... Bencana longsor dapat terjadi akibat dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam yang mempengaruhi terjadinya longsor adalah kemiringan lereng yang curam dengan kemiringan lebih dari 40° dan terganggunya kestabilan tanah yang diakibatkan oleh pergerakan tanah, batuan, atau pencampuran keduanya yang menuruni lereng Fatiatun et al., 2019. Faktor manusia juga dapat mempengaruhi terjadinya longsor. ...Landslide is the process of moving slope-forming material that moves out of the slope. Landslides cause adverse impacts, such as damage to residences, public facilities, death tolls, and damage to agricultural land. Factors for landslides are influenced by disturbing slope stability due to steep slopes, high rainfall intensity, and movement of soil, rock, or a mixture of both. The research was conducted at Agro Techno Park of Brawijaya University silt loam texture soil and the experimental field of Faculty of Agriculture Brawijaya University clay texture soil. The landslide simulation tool used acrylic 100 cm x 50 cm x 75 cm, with an aluminum plate as a base for adjusting the slope. Artificial rain was set to be stable at an intensity of 70 mm hour-1. This study used a combination of three factors, namely soil texture C silt loam and J clay; slope L1 40° and L2 50°; and surface rock B1 25% and B2 50%, so that there were eight treatments with ten repetitions. The landslide duration and volume were measured. The data obtained were then statistically analyzed through the normality test and the unpaired t-test. The results show that increasing slope gradient from 40° to 50° on silty loam texture with similar rock content at the soil surface resulted in 6 times faster and two times larger landslide volume. At a very steep slope, the effect of soil texture and % rocks at the surface would be smaller on landslide duration but became more significant on landslide volume. Generally, the landslide factors can be ranked from the most significant effect as follows slope gradient, soil texture, and rocks coverage at the occur as a result of ground movement on steep slopes, and the high humidity moisture, and the sparse vegetation open land. The Local conditions is an interrelated components. The process of landslides can be explained that the water soak into the soil will add weight to the ground. If the water penetrates the soil acts as a watertight sliding plane, the ground becomes slippery and soil weathering on it will move to follow the slope. This study aims to determine the type of landslide, landslide characteristics and landslides causing factors. This research was conducted in September 2015 in Watershed Tangka. The study consisted of three stages, namely the determination of the coordinates of the location of the landslide, landslide determining the location of the sample, the determination of the type of landslide, slope measurements, measurements of the dimensions of landslide and infiltration. Research results obtained are the coordinates of the location of as many as 17 points landslide, landslide types of translation and rotation, land cover and soil texture. There is no difference in the type of soil, infiltration rate, vegetation, geologi, slope and rainfall in both types of landslide are found. David Milne CrudenA landslide is the movement of a mass of rock, earth or debris down a slope. Tri Harso KaryonoAlmost all the Indonesian cities are designed someway in which local climate, environmental aspect and energy conservation have been paid little inttention by the architecs and urban designers. The result is that most of the Indonesian cities have provided no good place for people living in. This articles tries to explore all the possibility aspects of climatic, environmental and energy, in which they may influence to the design of humid tropical cities of Indonesia. Some strategies are proposed to achieve a better urban design in terms of climate, environment and energy conservation. Abstract in Bahasa Indonesia Sebagian besar kota di Indonesia dirancang tanpa memperhatikan beberapa aspek seperti halnya iklim, kesehatan lingkungan dan penghematan energi. Akibatnya, beberapa kota tersebut menjadi tidak cukup nyaman bagi warga setempat untuk tinggal dan bekerja. Tulisan ini dimaksudkan untuk menganalisis berbagai aspek yakni, iklim, lingkungan dan energy, yang berpengaruh terhadap rancangan kota tropis di Indonesia. Beberapa strategi pemecahan yang berkaitan dengan aspek tersebut di atas dicoba untuk ditawarkan melalui tulisan ini. Kata kunci energi, iklim, Indonesia, kota tropis basah, MunandarABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi kentang dan kelayakan usaha tani kentang di Desa Sembungan Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada Bulan April-September 2015. Penelitian dilakukan di Desa Sembungan sengaja dilakukan karena desa ini penduduknya mengusahakan kentang sebagai hasil pertanian utama. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan survey. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani pengolah lahan tanaman kentang di Desa Sembungan yaitu sebesar 30 petani dengan luas lahan garapan yang bervariasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sistem acak berlapis sebanding berdasarkan luas penguasaan lahan. Analisis data penelitian dilakukan secara deskriptif yang berupa perhitungan persamaan matematis. Berdasarkan penelitian faktor yang mempengaruhi hasil panen tanaman kentang di daerah penelitian dari tabel diperoleh nilai r square sebesar 0,994 yang artinya sebesar 99,4% hasil panen dipengaruhi oleh pemilihan bibit, pupuk kandang, pupuk ZA, Pupuk KC, pengggunaan pestisida, penggunaan fungisida dan penggunaan tenaga kerja yang terampil. Faktor yang tidak mempengaruhi hasil produksi kentang yaitu luas lahan, penggunaan pupuk TSP, NPK. Diketahui bahwa rata-rata RC yaitu 1,5 artinya secara rata-rata budidaya kentang di daerah penelitian layak dilakukan. Kata Kunci Faktor, Produksi, Kentang, Usahatani Amni Zarkasyi RahmanAll disasters experienced by Indonesia in the last years has developed anawareness of the fragility and vulnerability. At this time, the disastermanagement is currently insufficient anymore. The disaster management gain anew dimension with UU 24/ 2007 and followed some related program implemented by BPBD Banjarnegara includes Structuraland Non Structural Mitigation has been completed well. For example, disasterdatabase, installation of Early Warning System EWS, information andsocialization, training and disaster the future, mitigation will be focused on public education. Thegovernment should implement the hazard maps, environmental improvement,evacuation route, installation of low-cost EWS at all location, and relocation. inadditon, whole villages must become village disaster response desa tanggapbencana.Key words landslides; structural mitigation; non structural MubektiLandslide is the main natural disaster in the study area of North Sumedang and South Sumedang sub-districts. The spatial distribution of landslide hazard and risk are not available yet that important for decision making. The aim of research is to providegeographic information system technology for developing a model for landslide hazard mitigation. The results show that a part of the area in the North Sumedang and South Sumedang subdistrict has moderate class covering Ha 65,5% and high landslide hazard is covering Ha 21,67%, low landslide hazard zone = Ha 12,16% and very low landslide hazard 85,69 Ha 0,66%. By combining landslide hazard and property value, a prediction of landslide risk was produced. Despite the majority of the area has low risk class Ha/74,07%, but the highrisk area occurred in minimal places 86,44 Ha/0,67%. This phenomena showed that area with high potential level of landslide hazard is not always having a high value of risk. Since the risk calculation is determined by properties value such asinfrastructure, road network and land use. While the landslide hazardous level is determined by natural factors such as slope, soil type, geology and land is a hydrometeorologycal disaster that usually happens in Indonesia. The purpose of this study was to determine the level of landslide vulnerability in Banjarnegara District. This study employed survey and descriptive quantitative methods by using a formula of landslide vulnerability, with variables natural and management factors. The analysis used in this study was overlaying the predetermined formula and weighting it. The results indicated a variety of vulnerability classes, which were 1 non-vulnerable zone of ha 2 slightly vulnerable zone of 7, ha 3 fairly vulnerable zone of 88, ha 4 vulnerable zone of 10, ha and 5 very vulnerable zone of ha The dominant parameters for landslides in Bajarnegara were rain, geology and regolith. Mitigation techniques employed in those areas should be based on community-self-supporting mitigation through the development of disaster resilient villages. Disaster resilient village is a village that is responsive and can minimize disaster risks through adaptation. Several measures can be done independently autonomously by the community including increase the alertness during rainy period, seal all cracked soil due to the fault movement, and protect the soils through slope stabilization and protection of slopes.Studi Kerentanan Gerakan Massa Batuan dan Daerah Rawan Longsor Lahan di Kabupaten PurworejoSutarno. 2012. Studi Kerentanan Gerakan Massa Batuan dan Daerah Rawan Longsor Lahan di Kabupaten Purworejo. Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi, 92, Perilaku Masyarakat dalam Pengurangan Resiko Bencana Tanah Longsor di Kecamatan Banjarwangu Kabupaten Banjarnegara Jawa TengahJuhadiW SetyaningsihN KurniasariJuhadi, Setyaningsih, W. dan Kurniasari, N. 2016. Pola Perilaku Masyarakat dalam Pengurangan Resiko Bencana Tanah Longsor di Kecamatan Banjarwangu Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah. Jurnal Geografi, 132, Teknologi Sig untuk Pemetaan Tingkat Ancaman Longsor di Kecamatan KejajarS B NugrahaB AkhsinA I BenardiNugraha, S. B., Akhsin, B. dan Benardi, A. I. 2015. Pemanfaatan Teknologi Sig untuk Pemetaan Tingkat Ancaman Longsor di Kecamatan Kejajar, Wonosobo. Jurnal Geografi, 122, 203-221.
WordSenseDictionary: tanah longsor - spelling, hyphenation, synonyms, translations, meanings & definitions.
R Oficial's 9 research works with 271 citations and 1,074 reads, including: Effects of nitrogen fertiliser and pesticide management on floodwater ecology in a wetland ricefield - III. Dynamics of TANAHLONGSOR. admin Rabu, 09 Mar 2022, 14:02:04 WIB 13. Halo #SahabatTangguh Pada musim penghujan sering terdengar berita tentang bencana longsor yang terjadi pada beberapa wilayah , Kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan longsor dan apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya tanah longsor. Siapa nih yang wilayah tempat tinggalnya
The Śakas in India, 1981, p 12, Satya Shrava; Journal, 1920, p 175, University of Calcutta If you're looking for moral stories for kids, then these 25 mythological stories for kids are prefect as they will also leave them with knowledge about their Indian heritage sanketanidhi jyotish vedic astrology Yes, it is the Divine Leela that each of us are living through pdf muhurta raman jyotish

REPORTTEXT ABOUT FLOOD BY AZRIEL - Read online for free. Scribd is the world's largest social reading and publishing site. Open navigation menu. Drainase hambatan tak terduga seperti tanah longsor, es, atau puing-puing dapat mengakibatkan banjir perlahan menghalangi hulu.

POINT01. 2022年新作 パーカー-SUPREME Icy Arc Hooded Sweatshirt フーディー. ドローン点検 など日々進化し続ける技術を取り入れ、. 時代のニーズに合わせて最適な施工をお届けします。. TECHNOLOGY. POINT 02. 2022年新作 パーカー-SUPREME Icy Arc Hooded Sweatshirt フーディー
\n \n \n report text about tanah longsor
Iapun belum dapat memastikan penyebab pasti bencana longsor tersebut, karena peniraman terdapat sejumlah galian c yang cukup rawan terjadinya longsor - Halaman all A Pengertian Explanation Text. Sebelum mulai membahas tentang generic structure dan ciri-ciri explanation text dan contohnya, saya akan mulai dulu dengan definisi dari explanation text dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. " Explanation is a text which tells processes relating to forming of natural, social, scientific and cultural Malang, Jatim - Kapolres Malang AKBP R. Bagoes Wibisono meninjau lokasi bencana tanah longsor di Desa Plandi, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Jumat (19/11/2021). Tanah longsor yang menutupi jalan membuat akes penghubung antara desa Plandi menuju kecamatan Ngajum tersebut tidak bisa dilintasi.
PengertianDan Penjelasan Report Text (Full Materi) Contoh Report Text 'Tsunami' Beserta Artinya Report text adalah jenis teks yang mengumumkan hasil penyelidikan atau mengumumkan sesuatu . Informasi yang diberikan dalam. Gempa tersebut bisa saja diakibatkan oleh tanah yang longsor, lempeng yang bergeser, gunung berapi yang mengalami erupsi
Ax2Ut.